Perbedaan pembelajaran (instruction) dan pengajaran (teaching) | Anak Pantai

Perbedaan pembelajaran (instruction) dan pengajaran (teaching)

Acap kali kita dibingungkan dengan penggunaan kata pembelajaran dan pengajaran sesuai dengan konteks yang tepat. Kebingungan itu disebabkan oleh ketidaktahuan kita tentang makna leksikal dari kata tersebut.  Akibatnya, penggunaan dan pemaknaan kedua kata tersebut secara gramatikal, juga terkadang tidak tepat. Atas dasar itu, mari kita coba memahami makna kedua kata tersebut secara mendalam.

Pengajaran
Kata pengajaran lebih bersifat formal dan hanya ada di dalam konteks guru dengan peserta didik di kelas/sekolah. Pengajaran identik dengan sekolah, guru, dan anak didik. Oleh karena itu, pengajaran secara leksikal berari suatu proses memberikan ajaran (nasihat, petuah, petunjuk) kepada anak didik tentang pengalaman, pengetahuan, dan/atau peristiwa yang dialami atau dilihatnya. Terdapat beberapa jenis pengajaran yang sering dikenal, antara lain pengajaran mikro yaitu teknik pelatihan mengajar yang jumlah muridnya dibatasi, misalnya 5 sampai 10 orang dan pengajaran remedial yaitu pengajaran yang diberikan khusus untuk memperbaiki kesulitan yang dialami peserta didik.

Pembelajaran
Kata pembelajaran tidak hanya ada dalam konteks guru dengan peserta didik di kelas secara formal, akan tetapi juga meliputi kegiatan-kegiatan belajar peserta didik di luar kelas yang mungkin saja tidak dihadiri oleh guru secara fisik. Pembelajaran lebih menekankan pada kegiatan belajar peserta didik secara sunggh-sungguh yang melibatkan aspek intelektual, emosional, dan sosial, sedangkan pengajaran lebih cenderung pada kegiatan mengajar guru di kelas. Dengan demikian, kata pembelajaran ruang lingkupnya lebih luas daripada kata pengajaran. Dalam arti luas, pembelajaran adalah suatu proses atau kegiatan yang sistematis dan sistemik, yang bersifat interaktif dan komunikatif anatar pendidik (guru) dengan peserta didik (siswa), sumber belajar dengan lingkungan untuk menciptakan suatu kondisi yang memungkinkan terjadinya tindakan belajar peserta didik, baik di kelas maupun di luar kelas, dihadiri guru secara fisik atau tidak, untuk menguasai kompetensi yang telah ditentukan.
Sumber: https://www.google.co.id/
Pembelajaran sebagai suatu proses yang sistematis artinya keteraturan, dalam hal ini pembelajaran harus dilakukan dengan urutan langkah-langkah tertentu, mulai dari perencanaan, pelaksanaan, sampai pada penilaian. Setiap langkah harus bersayarat untuk masuk ke langkah kedua, untuk masuk ke tingkat selanjutnya dan merupakan syarat untuk masuk ke langkah seterusnya. Sistemik artinya menunjukan suatu sistem. Artinya, di dalam pembelajaran terdapat berbagai komponen, antara lain tujuan, materi, metode, media, sumber belajar, evaluasi, peserta didik, lingkungan, dan guru yang saling berhubungan dan ketergantungan satu sama lain serta berlangsung secara terencana.

Pembelajaran bersifat interaktif artinya kegiatan pembelajaran merupakan kegiatan yang bersifat multiarah antara guru, peserta didik, sumber belajar, dan lingkungan yang saling memengaruhi, tidak didominasi oleh satu komponen saja, sedangkan komunikatif artinya, komunikasi antara peserta didik dengan guru atau sebaliknya, sesama peserta didik, dan sesama guru harus dapat saling memberi dan menerima serta memahami. Dengan perkataan lain, maksud yang ingin disampaikan oleh guru kepada siswa atau sebalinya, siswa kepada siswa, atau guru kepada siswa dapat tersampaikan. Oleh karena itu, baik guru maupun peserta didik harus dapat menggunakan bahasa yang baik dan benar, dalam arti menggunakan kosakata yang sederhana, kalimat yang jelas dan efektif, intonasi yang baik, irama dan tempo bicara yang enak didengar. Guru hendaknya menggunakan bahasa yang runtut, atraktif atau mempunyai daya tarik/menyenangkan, mudah dipahami, dan dapat mengundang antusiasme (minat besar/gairah) peserta didik untuk memperhatikan dan menyimak materi pelajaran.

Pembelajaran yang sering dikenal adalah pembelajaran gerak yaitu pembelajaran tentang proses memperoleh dan menyempurnakan keterampilan motorik dan variabel yang mendukung atau menghambat akuisisi (pemerolehan) keterampilan tersebut, dan pembelajaran observasional yaitu pembelajaran ketermapilan dengan cara mengamati orang yang melakukannya.



Referensi:
Arifin, Zainal. 2016. Evaluasi Pembelajaran. Teknik, Prinsip, dan Prosedur. Bandung: Remaja Rosdakarya.


=========
Author:
ariesrutung

3 komentar

Post a Comment

Jangan lupa tinggalkan komentar. Kritiklah sesuka Anda!

TERIMA KASIH ATAS KUNJUNGANNYA