Pengertian Semantik Menurut Para Ahli | Anak Pantai

Pengertian Semantik Menurut Para Ahli

Dalam buku Pengajaran Semantik yang ditulis oleh Prof. Dr. Henry Guntur Tarigan secara gamblang dijelaskan mengenai pengertian semantik, baik menurut pandangannya sendiri maupun beberapa ahli terkenal yang berhasil ia rangkum. Di dalam buku tersebut, memang tidak banyak ahli yang ia gunakan sebagai referensi untuk membuat definisi semantik, tetapi beberapa ahli yang ia kutip itu cukup memberikan pemahaman bagi orang awam seperti saya.

Isi dari buku yang beliau tulis mengenai semantik menjelaskan pengertian semantik secara singkat dan populer serta secara luas dan sempit.
Secara singkat dan populer, semantik adalah telaah mengenai makna (George, 1964: 1, bdk Tarigan 2015: 2).
Semantik dalam ari luas terbagi atas 3 pokok bahasan, yaitu sintaksis, semantik, dan pragmatik (Edwards, 1972:348). Charles Morris (1938) membuat definisi tentang pokok bahasan sematik yang dikemukakan oleh Edwards di atas diurai secara berturut-turut sebagai berikut: 1) sintaksis menelaah hubungan antara tanda-tanda satu sama lain; 2) semantik menelaah hubungan tanda-tanda dengan objek-objek yang meupakan wadah penerapan tanda-tanda tersebut; dan 3) pragmatik menelaah hubungan tanda-tanda dengan para penafsir/interpretator (Morris, 1938); cabang semiotik yang menelaah asal-usul, penggunaan, dan efek tanda-tanda (Morris, 1946).

Berdasarkan pembagian yang dibuat oleh Morris di atas, Charnap (1942) membuat batasan sebagai berikut: 1) apabila  dalam suatu investigasi (penelitian) acuan atau referensi eksplisit dibuat untuk pembicara atau dalam pengertian lebih luas, kepada pemakai bahasa, maka kita menempatkannya ke dalam bidang atau wilayah pragmatik; 2) selanjutnya, apabila kita mengikhtisarkannya dari pemakai bahsa dan hanya menganalisis ekspresi dan penandaannya, maka kita berada dalam wilayah semantik; 3) bila kita mengikhtisarkannya dari penandaan dan hanya menganalisis hubungan antara ekspresi-ekspresi, maka kita telah berada dalam wilayah sintaksis (logis); dan 4) keseluruhan ilmu bahasa yang mencakup ketiga bidang yang telah kita utarakan di atas disebut sematik (Searle, 1980: viii).

Menurut R. C. Stalnaker (1972), sintaksis menelaah kalimat-kalimat, semantik menelaah proposisi-proposisi, sedangkan pragmatik adalah telaah mengenai perbuatan linguistik beserta konteks-konteks tempatnya.

Rudolf Carnap mengadakan pembagian semantik atas 2 bagian, diantaranya semantik deskriptif yaitu penelitian empiris terhadap bahasa-bahasa alamiah dan merupakan hasil yang lebih dari semantik murni yang formulasinya melibatkan sejumlah teori logika dan teori pasti (Edwards, 1972: 348) dan semantik murni merupakan telaah analitis terhadapap bahasa-bahasa buatan (artificial languages).

Semantik dalam arti sempit menurut Rudolf Carnap dibagi menjadi 2 pokok bahasan, yaitu teori referensi (denotasi, ekstensi) dan teori makna (konotasi, intensi) . Di dalam linguistik, semantik dihubungkan dengan penyampaian makna oleh sarana-sarana gramatikal dan leksikal suatu bahasa (Sills, 1972: 165).

Tarigan (2015: 7) mengatakan bahwa semantik adalah telaah mengenai makna. Semantik menelaah lambang-lambang atau tanda-tanda yang menyatakan makna, hubungan makna yang satu dengan yang lain, dan pengaruhnya terhadap manusia dan masyarakat. Oleh karena itu, semantik mencakup kata-kata, perkembangan dan perubahannya.

Secara etimologi, kata semantik berasal dari bahasa Yunani semantikos ‘penting; berarti’, yang diturunkan pula dari semainein ‘memperlihatkan; menyatakan’ yang berasal pula dari sema ‘tanda’ seperti yang terdapat pada kata semaphore yang berarti ‘tiang sinyal yang dipergunakan sebagai tanda oleh kereta api’. Sematik menelaah serta menggarap makna kata dan makna yang diperoleh masyarakat dari kata-kata (Dale, 1971: 196; Tarigan, 1985: 155).

Demikian beberapa definisi mengenai semantik menurut para ahli. Dari penjelasan panjang-lebar di atas, saya dapat mengambil kesimpulan mengenai sematik yakni semantik merupakan cabang ilmu bahasa (linguistik mikro) yang menelaah atau mengkaji tentang makna bahasa atau makna kata secara internal (leksikal dan gramatikal). Internal artinya, makna bahasa atau makna kata tersebut bersifat apa adanya, tanpa dipengaruhi oleh situsi, kondisi dan/atau siapa subjek pembicaranya, motivasi apa yang terkandung dalam kalimat yang diucapkannya itu. Jika ia melihat situasi, kondisi, dan subjek, maka hal tersebut sudah masuk dalam ranah pragmatik.


Referensi:
Tarigan, H. G. 2015. Pengajran Pragmatik. Bandung: Angkasa.


===========
Author:
ariesrutung95

Post a Comment

Jangan lupa tinggalkan komentar. Kritiklah sesuka Anda!

TERIMA KASIH ATAS KUNJUNGANNYA