Pulau Mansinam merupakan salah satu pulau kecil di wilayah Kabupaten Manokwari. Pulau iini juga merupakan pulau pariwisata religi umat Kristen Protestan. Untuk mencapai pulau ini hanya membutuhkan waktu 10 sampai 15 menit menggunakan kapal mesin. Karena keunikannya, saya memilih pulau ini sebagai objek cerita rakyat. Persamaan tokoh dan lokasi bukan merupakan kesalahan penulis, karena dalam menyusun cerita ini tidak mengambil sumber atau referensi dari mana pun.
Dahulu kala di Manokwari, hiduplah seorang pemuda bernama Mambri. Dia adalah pemuda yang sangat tampan dan berbadan kekar. Si mambri mempunyai sebuah perahu kecil yang merupakan perhau yang dipakainya untuk mencari makan di laut dengan memancing ikan dan hampir setiap hari ia memancing.Setiap kali pulang ke rumahnya ia selalu membawa ikan besar.Suatu malam ia bermimpi didatangi seorang gadis cantik bernama insos. Dalam mimpinya insos berkata kepada si Mambri.epat di
“Besok, kamu tidak boleh pergi memancing. Tinggal saja di rumah”
“mengapa?” tanya si Mambri
“Pokoknya kamu tidak boleh pergi memancing” jawab sang gadis cantik itu.
“Tapi saya makan dari hasil pancinganku, mana mungkin saya tidak makan sepanjang hari. Kamu tahu, satu-satunya cara supaya saya bisa bertahan hidup adalah makan ikan.”
Namun seketika itu juga si Mambri terbangun dari tidurnya. Ia duduk dan merenugkan mimpinya.
“Ah....? Itu hanya mimpi!” kata si Mambri dalam hati.
Keesokan harinya ketika si Mambri bangun, ia langsung bergegas pergi ke laut untuk memancing tanpa memikirkan mimpinya semalam. Sesampainya di tengah laut ia mulai menjatuhkanumpannya. Tidak berapa lama kemudian umpannya langsung disambar, rupanya ikan besar. Si mambri berusaha keras menarik tali pancingnya. Karena kekuatannya lebih besar, ikan tersebut tidak bisa melawan kerasnnya tarikan si Mambri.
“Ha.... ha... ha..., mana bisa kamu mengalahkanku ikan”ketawa Mambri dengan nada angkuh.
Setelah mendapakan ikan, si Mambri pun pulang. Sesampainya di rumah, ia langsung membakar ikannnya untuk dijadikan santapannya siang itu. Sementara ia asik membakar ikan itu, tiba-tiba ia mendengar suara seperti bisikan di telinganya.
”Insoosssssssssssssssss” suara yang tidak jelas sumbernya dari mana.
Si Mambri rupanya tidak peduli dengan suara itu. Setelah ikan itu matang ia langsung melahapnya habis.
Malampun tiba, ketika si Mambri tertidur pulas, seorang pemuda paruh baya datang dengan menodongkan sebuah parang emas di leher si Mambri.
“Kamu telah mencuri anak kami, katakan dimana dia sekarang, atau tidak saya cincang kau dengan pedang ini.” Kata pemuda itu.
Si Mambri pun dengan lantang menjawab
“Mana saya tahu anak anda dimana, saya tidak pernah menculiknya. Saya bahkan hidup sendiri di sini.”
“Tidak...! Kamu sudah membunuh anak kami, pakaiannya kamu geletakkan begitu saja di luar” kata orang tua itu sambil menunjukan jarinya ke sisik ikan yang sudah ditangkapnya hari itu. “Kami tidak akan membiarkannmu keluar dari tempat ini” lanjut orang Tua itu.
Tiba-tiba, si Mambri ketakutan dan tubuhnya gemetar sehingga membangunkannya dari tidur. Rupanya ikan yang ditangkapnya hari itu adalah anak dari sang peghuni laut. Si Mambri langsung mengingat mimpinya pada malam sebelunya.
Karena amarah dari bangsa penghuni laut tidak terbendung, maka ditenggelamkan oleh mereka daerah di sekitar tempat tinggal si Mambri dan menghancurkan perahunyasehingga ia tidak bisa kemana-mana bahkan mencari makan untuk melangsungkan kehidupannya. Setiap hari ia hidup tanpa makan, sampai pada akhirnya ia mati dengan sia-sia karena kelaparan di daratan itu. Daratan itu adalah pulau kecil yang kita sebut pulau mansinam sekarang ini.
Dahulu kala di Manokwari, hiduplah seorang pemuda bernama Mambri. Dia adalah pemuda yang sangat tampan dan berbadan kekar. Si mambri mempunyai sebuah perahu kecil yang merupakan perhau yang dipakainya untuk mencari makan di laut dengan memancing ikan dan hampir setiap hari ia memancing.Setiap kali pulang ke rumahnya ia selalu membawa ikan besar.Suatu malam ia bermimpi didatangi seorang gadis cantik bernama insos. Dalam mimpinya insos berkata kepada si Mambri.epat di
“Besok, kamu tidak boleh pergi memancing. Tinggal saja di rumah”
“mengapa?” tanya si Mambri
“Pokoknya kamu tidak boleh pergi memancing” jawab sang gadis cantik itu.
“Tapi saya makan dari hasil pancinganku, mana mungkin saya tidak makan sepanjang hari. Kamu tahu, satu-satunya cara supaya saya bisa bertahan hidup adalah makan ikan.”
Namun seketika itu juga si Mambri terbangun dari tidurnya. Ia duduk dan merenugkan mimpinya.
“Ah....? Itu hanya mimpi!” kata si Mambri dalam hati.
Keesokan harinya ketika si Mambri bangun, ia langsung bergegas pergi ke laut untuk memancing tanpa memikirkan mimpinya semalam. Sesampainya di tengah laut ia mulai menjatuhkanumpannya. Tidak berapa lama kemudian umpannya langsung disambar, rupanya ikan besar. Si mambri berusaha keras menarik tali pancingnya. Karena kekuatannya lebih besar, ikan tersebut tidak bisa melawan kerasnnya tarikan si Mambri.
“Ha.... ha... ha..., mana bisa kamu mengalahkanku ikan”ketawa Mambri dengan nada angkuh.
Setelah mendapakan ikan, si Mambri pun pulang. Sesampainya di rumah, ia langsung membakar ikannnya untuk dijadikan santapannya siang itu. Sementara ia asik membakar ikan itu, tiba-tiba ia mendengar suara seperti bisikan di telinganya.
”Insoosssssssssssssssss” suara yang tidak jelas sumbernya dari mana.
Si Mambri rupanya tidak peduli dengan suara itu. Setelah ikan itu matang ia langsung melahapnya habis.
Malampun tiba, ketika si Mambri tertidur pulas, seorang pemuda paruh baya datang dengan menodongkan sebuah parang emas di leher si Mambri.
“Kamu telah mencuri anak kami, katakan dimana dia sekarang, atau tidak saya cincang kau dengan pedang ini.” Kata pemuda itu.
Si Mambri pun dengan lantang menjawab
“Mana saya tahu anak anda dimana, saya tidak pernah menculiknya. Saya bahkan hidup sendiri di sini.”
“Tidak...! Kamu sudah membunuh anak kami, pakaiannya kamu geletakkan begitu saja di luar” kata orang tua itu sambil menunjukan jarinya ke sisik ikan yang sudah ditangkapnya hari itu. “Kami tidak akan membiarkannmu keluar dari tempat ini” lanjut orang Tua itu.
Tiba-tiba, si Mambri ketakutan dan tubuhnya gemetar sehingga membangunkannya dari tidur. Rupanya ikan yang ditangkapnya hari itu adalah anak dari sang peghuni laut. Si Mambri langsung mengingat mimpinya pada malam sebelunya.
Karena amarah dari bangsa penghuni laut tidak terbendung, maka ditenggelamkan oleh mereka daerah di sekitar tempat tinggal si Mambri dan menghancurkan perahunyasehingga ia tidak bisa kemana-mana bahkan mencari makan untuk melangsungkan kehidupannya. Setiap hari ia hidup tanpa makan, sampai pada akhirnya ia mati dengan sia-sia karena kelaparan di daratan itu. Daratan itu adalah pulau kecil yang kita sebut pulau mansinam sekarang ini.