Buku teks Bahasa Indonesia untuk SMA dan MA kelas X merupakan buku sekolah elektronik (BSE) yang berisi 10 pelajaran. Dua dari sepuluh pelajaran yang tersedia akan saya kaji kesesuaian isi antara tema/bab dengan pokok bahasan, pokok bahasan dengan subpokok bahasan, serta akan dikaji berdasarkan standar kompetensi (SK) dan kompetensi dasar (KD) sesuai kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP). Tujuan mengkaji konten buku ini adalah untuk mencari tahu kekurangan yang menjadi kelemahan dan kelebihan yang menjadi keunggulan buku. Hasil kegiatan ini akan mengarah pada simpulan layak dan tidaknya buku dipakai sebagai referensi belajar peserta didik.
Kedua bab itu antara lain “Pelajaran 1: Budaya Nusantara” dan “Pelajaran 2 Kesehatan Kita”. Dari dua pelajaran yang dikaji, empat aspek kebahasaan (mendengar, berbicara, membaca, menulis) dan bidang sastra dan linguistik sudah terintegrasi ke dalamnya. Oleh krena itu, pada pembahasan berikut ini, saya hanya akan mencari tahu kesesuaian topik, pokok bahasan, dan subpokok bahasan, serta memilah topik, pokok bahasan, dan subpokok bahasan itu ke dalam dua kelompok besar yaitu sastra dan linguistik secara berturut-turut.
Pelajaran 1: Budaya Nusantara
Tema tentang “Budaya Nusantara” ini berisi/memuat 4 aspek kebahasaan, diantaranya mendengarkan, berbicara, membaca dan menulis. Kemudian 4 aspek kebahasaan itu diuraikan ke dalam beberapa pokok bahasan yang meliputi:
A. Mendengarkan siaran radio/televisi;
B. Memperkenalkan diri dan orang lain dalam forum resmi;
C. Membaca cepat teks non sastra; dan
D. Menulis Paragraf Naratif.
Berikut ini akan diuraikan mengenai pokok bahasan ke dalam sub-subpokok bahasan.
Mendengarkan Siaran Radio/Televisi
Untuk pokok bahasan A, yakni “Mendengarkan Siaran Radio”, di dalamnya hanya memuat/berbicara mengenai linguistik, sedangkan sastranya tidak dibahas. Selanjutnya, pokok bahasa ini diuraikan menjadi beberapa subpokok bahasan yang memaparkan pokok bahasan, yaitu (1) teknik mendengarkan siaran radio. Bagian ini (teknik mendengarkan siaran radio) menjelaskan tentang hal-hal yang perlu dilakukan dalam mendengarkan radio, misalnya berkosentrasi, mendengar dengan sekasama dan utuh, menulis kata kunci dan pokok isi berita, dan lain-lain; (2) menanggapi isi dari siaran berita memeberikan kesempatan sekaligus tugas bagi peserta didik untuk dapat menilai berita yang didengarkan dengan cara yang santun; dan (3) berlatih menanggapi berita. Pada bagian ini peserta didik diberikan tugas untuk berlatih memberikan tanggapan terhadap berita. Terdapat contoh berita dan tabel yang memberikan arahan bagi siswa untuk dapat mengerjakannya.
Memperkenalkan Diri dan Orang Lain dalam Forum Resmi
Pokok bahasan “Memperkenalkan Diri dan Orang Lain dalam Forum Resmi” berisi/membahas tentang: (1) cara memperkenalkan orang lain. Pada bagian ini diberikan contoh pada saat diskusi atau rapat; (2) memperkenalkan diri sendiri yaitu cara menyampaikan identitas kepada orang lain atau khalyak ramai.
Kedua subpokok bahasan di atas masuk ke dalam ranah linguistik dan juga tidak mengandung unsur sastra seperti pada pokok bahasan A. Untuk menguji pemahaman peserta didik tentang pokok bahasan ini, pada akhir materi diberikan tugas mengerjakan latihan dalam bentuk kelompok.
Membaca Cepat Teks Nonsastra
Berbeda dengan 2 pokok bahasan sebelumnya, pada bagian C ini tidak hanya menjelaskan tentang tentang unsur linguistik tetapi juga sastra. Pada subpokok bahasan C, peserta didik diharapkan dapat menemukan ide pokok dari teks nonsastra yang dibaca dengan teknik membaca cepat (250 kata per menit) yang diuraikan ke dalam beberapa sub pokok bahasan, meliputi (1) teknik membcara cepat, menjelaskan mengenai langkah-langkah membaca cepat, (2) bagaimana rumus kecepatan membaca dan pemahaman.
Pada bagian akhir dari kedua subpokok bahasan diberikan contoh dan latihan untuk menguatkan pemahaman peserta didik mengenai pokok bahasan.
Menulis Paragraf Naratif
Pokok bahasan D secara umum diuraikan ke dalam 3 sub pokok bahasan. Subpokok bahasan pertama menjelaskan tentang pengertian paragraf naratif; subpokok bahasan kedua menguraikan tentang jenis paragraf naratif (naratif fiksi dan nonfiksi); dan subpokok bahasan terakhir menjelaskan mengenai langkah-langkah menyusun paragraf naratif (pokok masalah, pelaku, alur, merangkai, menyusun kerangka, mengembangkan kerangka). Seperti ketiga pokok bahasan sebelumnya, pada akhir pokok bahasan D juga disertai dengan contoh dan tugas latihan kepada peserta didik.
Secara keseluruhan, materi yang menguraikan pelajaran 1 sangat dapat memberikan pemahaman kepada peserta didik karena diuraikan secara jelas (dimulai dari kegiatan refresing, menjelaskan pengertian pokok bahasan, dan memberikan contoh serta tugas akhir yang seyogyanya dapat membantu siswa memperoleh petunjuk dan pemahaman).
Jika boleh memberikan sedikit sanggahan terhadapat tema Budaya Nusantara, ada beberapa hal yang ingin saya sampaikan, diantaranya relevansi tema dengan kesempatan yang diperoleh oleh setiap manusia indonesia umumnya dalam kaitannya dengan pokok bahasan. Kita berbicara mengenai budaya yang erat kaitannya dengan adat istiadat atau sesuatu yang sudah menjadi kebiasaan yang sudah sukar diubah. Dari definisi sekilas itu dapat dikatakan bahwa tidak semua orang mempunyai kesempatan yang sama dalam mengaktualisasikan diri. Menulis tidak selamanya budaya, misalnya. Tetapi, kita dapat membudayakan kebiasaan menulis.
Pelajaran 2: Kesehatan Kita
Pelajaran 2 dengan tema “Kesehatan Kita” berisi empat aspek kebahasaan (mendengar, berbicara, membaca, menulis) dan berisi konten-konten sastra dan linguistik. Aspek kebahasaan dalam pelajaran 2 diuraikan ke dalam 4 pokok bahasan berikut ini:
A. Mengidentifikasi unsur-unsur puisi
B. Menceritakan pengalaman
C. Membaca ektensif teks nonsastra
D. Menulis paragraf deskriptif
Keempat pokok bahasan di atas akan diuraikan dalam uraian berikut ini.
Mengidentifiasi Unsur-Unsur Puisi
Pokok bahasan ini menguraikan tentang sastra yakni tentang unsur-unsur pembangun puisi, diantaranya tema, pesan, makna, sajak/rima, diksi/pilihan kata, majas (perbandingan, pertentangan, dan penegasan). Sedikit memberi koreksi terhadap pembahasan mengenai majas. Dalam subpokok bahasan mengenai majas, majas diartikan sama dengan gaya bahasa. Padahal, gaya bahasa memiliki pengertian lain dari majas, dan majas itu sendiri adalah bagian dari gaya bahasa. Majas bukan gaya bahasa, melainkan bagian gaya bahasa. Anton M. Muliono dalam siaran pembinaan bahasa melalui TVRI mengatakan bahwa istilah gaya bahasa yang secara salah kaprah itu berasal dari penerjemahan yang keliru dari kata belanda stylfiguur (Pusat Bahasa, 2003: 174). Oleh karena itu, pada subpokok bahasan ini saya berani mengambil resiko, berseberangan dan berselisih paham denga teori yang dikemukakan.
Selanjutnya, contoh puisi sering menggunakan puisi lama yaitu puisi yang masih terikat dengan aturan/konvensi, sehingga unsur-unsur puisi juga dilihat berdasarkan puisi lama tersebut. Dewasa ini, puisi sudah berkembang, sehingga materi tentang puisi yang dimuat dalam buku juga perlu di-update agar tidak ketinggalan zaman. Dari segi pembahasan, pokok bahasan ini sudah cukup jelas untuk dipahami karena sudah diserta contoh dan peserta didik seharusnya mampu mengerjakan tugas/latihan yang diberikan.
Menceritakan Pengalaman
Pokok bahasan kedua dalam tema “Kesehatan Kita” adalah melatih peserta didik untuk dapat menceritakan berbagai pengalaman dengan menggunakan pilihan kata (diksi) dan ekspresi yang tepat. Pokok bahasan ini termasuk ke dalam kelompok linguistik karena menjelaskan tentang cara menceritakan pengalaman pribadi.
Pada bagian ini, peserta didik diberi kesempatan untuk menilai penampilan temannya yang menceritakan pengalaman di depan kelas berdasarkan format penilaian yang disediakan dalam sub pokok bahasan. Dalam menceritakan pengalaman, yang dituntut adaah skill individu. Oleh karena itu, tugas yang diberikan dalam pokok bahasan ini adalah tugas mandiri. Untuk memudahkan peserta didik dalam mengerjakan tugas mandiri, sub pokok bahasan juga menyertakan contoh.
Membaca Ektensif Teks Nonsastra
Pokok bahasan ini mengharuskan peserta didik mengidentifikasi ide teks nonsastra dari berbagai sumber melalui teknik membaca ekstensif. Untuk memudahkan peserta didik dalam memahami pokok bahasan, disediakan 2 buah contoh teks bacaan non sastra. Pada bagian akhir, siswa ditugasi secara mandiri untuk menemukan ide pokok, informasi, hal-hal menarik, teknik penyajian, dan karakteristik bahasa yang digunakan dalam teks.
Kekurangan pada bagian ini adalah, konsep tentang membaca ekstensif tidak dipaparkan secara mendetail dan contoh sehingga peserta didik dipastikan agak kesulitan mengerjakan tugas mandiri dan tugas kelompok yang diberikan.
Menulis Paragraf Deskriptif
Pokok bahasan ini diuraikan menjadi beberapa subpokok bahasan, diantaranya pengertian paragraf deskriptif, jenis-jenis paragraf deskriptif (pola spacial (tempat), pola deskripsi sudut pandang (peristiwa), pola deskripsi objek (orang, benda, binatang)). Ketiga jenis paragraf deskriptif itu disertai masing-masing contoh. Untuk menguji pemahaman peserta didik pada akhir materi ditugasi secara mandiri dan kelompok menulis tentang karangan deskriptif.
Simpulan
Dari hasil pengamatan saya, kedua bab di atas masing-masing memiliki konten linguistik dan sastra. Dalam upaya untuk menguji pemahaman peserta didik atas materi yang diterima, pada akhir pembahasan setiap pokok bahasan selalu memberikan tugas kepada anak didik, baik mandiri maupun kelompok. Jadi, skill individunya tetap diutamakan tanpa menyampingkan kemampuan bekerja sama melalui tugas kelompok yang dibebankan kepada peserta didik.
Di sisi lain, kesesuaian topik dari kedua pelajaran yang saya kaji di atas dengan pokok bahasan dan subpokok bahasan, kurang koheren, terutama pada pelajaran 2. Pelajaran 2 bertema “Kesehatan Kita” tetapi tidak sedikit pun mengulas tentang materi yang berhubungan dengan kesehatan. Pada pelajaran 1, terdapat subpokok bahasan yang membahas tentang gaya bahasa yang dimaknai sama dengan majas. Sementara itu, buku Praktis Berbahasa Indonesia Jilid 2 yang dikeluarkan oleh Balai Bahasa, justru menjelaskan hal yang sebaliknya.
Dua bab yang saya kaji, jika dikaitkan dengan tujuan pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia, sangat sesuai untuk aspek keterampilan. Tercermin dari model tugas yang diberikan, semuanya berbentuk esai yang membutuhkan uraian, sehingga secara tidak langsung mengasah kemampuan peserta didik terutama perihal keterampilannya menggunakan bahasa indonesia yang baik dan benar. Pada setiap pokok bahasan, selalu ada pertanyaan reflektif yaitu pertanyaan yang memancing dan merangsang pola pikir peserta didik untuk mengingatkan materi yang akan dibahas. Mungkin saja pernah membaca, mendengar, melihat, dan menulis tentang materi terkait sebelumnya. Ini juga bisa dilakukan untuk mengukur kemampuan awal peserta didik sebelum memulai kegiatan belajar-mengajar.
Secara umum, kedua tema yang saya kaji masih layak digunakan sebagai bahan ajar bagi guru atau referensi belajar bagi peserta didik, meskipun terdapat kekurangan.
===========
Author:
ariesrutung95
Kedua bab itu antara lain “Pelajaran 1: Budaya Nusantara” dan “Pelajaran 2 Kesehatan Kita”. Dari dua pelajaran yang dikaji, empat aspek kebahasaan (mendengar, berbicara, membaca, menulis) dan bidang sastra dan linguistik sudah terintegrasi ke dalamnya. Oleh krena itu, pada pembahasan berikut ini, saya hanya akan mencari tahu kesesuaian topik, pokok bahasan, dan subpokok bahasan, serta memilah topik, pokok bahasan, dan subpokok bahasan itu ke dalam dua kelompok besar yaitu sastra dan linguistik secara berturut-turut.
Pelajaran 1: Budaya Nusantara
Tema tentang “Budaya Nusantara” ini berisi/memuat 4 aspek kebahasaan, diantaranya mendengarkan, berbicara, membaca dan menulis. Kemudian 4 aspek kebahasaan itu diuraikan ke dalam beberapa pokok bahasan yang meliputi:
A. Mendengarkan siaran radio/televisi;
B. Memperkenalkan diri dan orang lain dalam forum resmi;
C. Membaca cepat teks non sastra; dan
D. Menulis Paragraf Naratif.
Berikut ini akan diuraikan mengenai pokok bahasan ke dalam sub-subpokok bahasan.
Mendengarkan Siaran Radio/Televisi
Untuk pokok bahasan A, yakni “Mendengarkan Siaran Radio”, di dalamnya hanya memuat/berbicara mengenai linguistik, sedangkan sastranya tidak dibahas. Selanjutnya, pokok bahasa ini diuraikan menjadi beberapa subpokok bahasan yang memaparkan pokok bahasan, yaitu (1) teknik mendengarkan siaran radio. Bagian ini (teknik mendengarkan siaran radio) menjelaskan tentang hal-hal yang perlu dilakukan dalam mendengarkan radio, misalnya berkosentrasi, mendengar dengan sekasama dan utuh, menulis kata kunci dan pokok isi berita, dan lain-lain; (2) menanggapi isi dari siaran berita memeberikan kesempatan sekaligus tugas bagi peserta didik untuk dapat menilai berita yang didengarkan dengan cara yang santun; dan (3) berlatih menanggapi berita. Pada bagian ini peserta didik diberikan tugas untuk berlatih memberikan tanggapan terhadap berita. Terdapat contoh berita dan tabel yang memberikan arahan bagi siswa untuk dapat mengerjakannya.
Memperkenalkan Diri dan Orang Lain dalam Forum Resmi
Pokok bahasan “Memperkenalkan Diri dan Orang Lain dalam Forum Resmi” berisi/membahas tentang: (1) cara memperkenalkan orang lain. Pada bagian ini diberikan contoh pada saat diskusi atau rapat; (2) memperkenalkan diri sendiri yaitu cara menyampaikan identitas kepada orang lain atau khalyak ramai.
Kedua subpokok bahasan di atas masuk ke dalam ranah linguistik dan juga tidak mengandung unsur sastra seperti pada pokok bahasan A. Untuk menguji pemahaman peserta didik tentang pokok bahasan ini, pada akhir materi diberikan tugas mengerjakan latihan dalam bentuk kelompok.
Membaca Cepat Teks Nonsastra
Berbeda dengan 2 pokok bahasan sebelumnya, pada bagian C ini tidak hanya menjelaskan tentang tentang unsur linguistik tetapi juga sastra. Pada subpokok bahasan C, peserta didik diharapkan dapat menemukan ide pokok dari teks nonsastra yang dibaca dengan teknik membaca cepat (250 kata per menit) yang diuraikan ke dalam beberapa sub pokok bahasan, meliputi (1) teknik membcara cepat, menjelaskan mengenai langkah-langkah membaca cepat, (2) bagaimana rumus kecepatan membaca dan pemahaman.
Pada bagian akhir dari kedua subpokok bahasan diberikan contoh dan latihan untuk menguatkan pemahaman peserta didik mengenai pokok bahasan.
Menulis Paragraf Naratif
Pokok bahasan D secara umum diuraikan ke dalam 3 sub pokok bahasan. Subpokok bahasan pertama menjelaskan tentang pengertian paragraf naratif; subpokok bahasan kedua menguraikan tentang jenis paragraf naratif (naratif fiksi dan nonfiksi); dan subpokok bahasan terakhir menjelaskan mengenai langkah-langkah menyusun paragraf naratif (pokok masalah, pelaku, alur, merangkai, menyusun kerangka, mengembangkan kerangka). Seperti ketiga pokok bahasan sebelumnya, pada akhir pokok bahasan D juga disertai dengan contoh dan tugas latihan kepada peserta didik.
Secara keseluruhan, materi yang menguraikan pelajaran 1 sangat dapat memberikan pemahaman kepada peserta didik karena diuraikan secara jelas (dimulai dari kegiatan refresing, menjelaskan pengertian pokok bahasan, dan memberikan contoh serta tugas akhir yang seyogyanya dapat membantu siswa memperoleh petunjuk dan pemahaman).
Jika boleh memberikan sedikit sanggahan terhadapat tema Budaya Nusantara, ada beberapa hal yang ingin saya sampaikan, diantaranya relevansi tema dengan kesempatan yang diperoleh oleh setiap manusia indonesia umumnya dalam kaitannya dengan pokok bahasan. Kita berbicara mengenai budaya yang erat kaitannya dengan adat istiadat atau sesuatu yang sudah menjadi kebiasaan yang sudah sukar diubah. Dari definisi sekilas itu dapat dikatakan bahwa tidak semua orang mempunyai kesempatan yang sama dalam mengaktualisasikan diri. Menulis tidak selamanya budaya, misalnya. Tetapi, kita dapat membudayakan kebiasaan menulis.
Pelajaran 2: Kesehatan Kita
Pelajaran 2 dengan tema “Kesehatan Kita” berisi empat aspek kebahasaan (mendengar, berbicara, membaca, menulis) dan berisi konten-konten sastra dan linguistik. Aspek kebahasaan dalam pelajaran 2 diuraikan ke dalam 4 pokok bahasan berikut ini:
A. Mengidentifikasi unsur-unsur puisi
B. Menceritakan pengalaman
C. Membaca ektensif teks nonsastra
D. Menulis paragraf deskriptif
Keempat pokok bahasan di atas akan diuraikan dalam uraian berikut ini.
Mengidentifiasi Unsur-Unsur Puisi
Pokok bahasan ini menguraikan tentang sastra yakni tentang unsur-unsur pembangun puisi, diantaranya tema, pesan, makna, sajak/rima, diksi/pilihan kata, majas (perbandingan, pertentangan, dan penegasan). Sedikit memberi koreksi terhadap pembahasan mengenai majas. Dalam subpokok bahasan mengenai majas, majas diartikan sama dengan gaya bahasa. Padahal, gaya bahasa memiliki pengertian lain dari majas, dan majas itu sendiri adalah bagian dari gaya bahasa. Majas bukan gaya bahasa, melainkan bagian gaya bahasa. Anton M. Muliono dalam siaran pembinaan bahasa melalui TVRI mengatakan bahwa istilah gaya bahasa yang secara salah kaprah itu berasal dari penerjemahan yang keliru dari kata belanda stylfiguur (Pusat Bahasa, 2003: 174). Oleh karena itu, pada subpokok bahasan ini saya berani mengambil resiko, berseberangan dan berselisih paham denga teori yang dikemukakan.
Selanjutnya, contoh puisi sering menggunakan puisi lama yaitu puisi yang masih terikat dengan aturan/konvensi, sehingga unsur-unsur puisi juga dilihat berdasarkan puisi lama tersebut. Dewasa ini, puisi sudah berkembang, sehingga materi tentang puisi yang dimuat dalam buku juga perlu di-update agar tidak ketinggalan zaman. Dari segi pembahasan, pokok bahasan ini sudah cukup jelas untuk dipahami karena sudah diserta contoh dan peserta didik seharusnya mampu mengerjakan tugas/latihan yang diberikan.
Menceritakan Pengalaman
Pokok bahasan kedua dalam tema “Kesehatan Kita” adalah melatih peserta didik untuk dapat menceritakan berbagai pengalaman dengan menggunakan pilihan kata (diksi) dan ekspresi yang tepat. Pokok bahasan ini termasuk ke dalam kelompok linguistik karena menjelaskan tentang cara menceritakan pengalaman pribadi.
Pada bagian ini, peserta didik diberi kesempatan untuk menilai penampilan temannya yang menceritakan pengalaman di depan kelas berdasarkan format penilaian yang disediakan dalam sub pokok bahasan. Dalam menceritakan pengalaman, yang dituntut adaah skill individu. Oleh karena itu, tugas yang diberikan dalam pokok bahasan ini adalah tugas mandiri. Untuk memudahkan peserta didik dalam mengerjakan tugas mandiri, sub pokok bahasan juga menyertakan contoh.
Membaca Ektensif Teks Nonsastra
Pokok bahasan ini mengharuskan peserta didik mengidentifikasi ide teks nonsastra dari berbagai sumber melalui teknik membaca ekstensif. Untuk memudahkan peserta didik dalam memahami pokok bahasan, disediakan 2 buah contoh teks bacaan non sastra. Pada bagian akhir, siswa ditugasi secara mandiri untuk menemukan ide pokok, informasi, hal-hal menarik, teknik penyajian, dan karakteristik bahasa yang digunakan dalam teks.
Kekurangan pada bagian ini adalah, konsep tentang membaca ekstensif tidak dipaparkan secara mendetail dan contoh sehingga peserta didik dipastikan agak kesulitan mengerjakan tugas mandiri dan tugas kelompok yang diberikan.
Menulis Paragraf Deskriptif
Pokok bahasan ini diuraikan menjadi beberapa subpokok bahasan, diantaranya pengertian paragraf deskriptif, jenis-jenis paragraf deskriptif (pola spacial (tempat), pola deskripsi sudut pandang (peristiwa), pola deskripsi objek (orang, benda, binatang)). Ketiga jenis paragraf deskriptif itu disertai masing-masing contoh. Untuk menguji pemahaman peserta didik pada akhir materi ditugasi secara mandiri dan kelompok menulis tentang karangan deskriptif.
Simpulan
Dari hasil pengamatan saya, kedua bab di atas masing-masing memiliki konten linguistik dan sastra. Dalam upaya untuk menguji pemahaman peserta didik atas materi yang diterima, pada akhir pembahasan setiap pokok bahasan selalu memberikan tugas kepada anak didik, baik mandiri maupun kelompok. Jadi, skill individunya tetap diutamakan tanpa menyampingkan kemampuan bekerja sama melalui tugas kelompok yang dibebankan kepada peserta didik.
Di sisi lain, kesesuaian topik dari kedua pelajaran yang saya kaji di atas dengan pokok bahasan dan subpokok bahasan, kurang koheren, terutama pada pelajaran 2. Pelajaran 2 bertema “Kesehatan Kita” tetapi tidak sedikit pun mengulas tentang materi yang berhubungan dengan kesehatan. Pada pelajaran 1, terdapat subpokok bahasan yang membahas tentang gaya bahasa yang dimaknai sama dengan majas. Sementara itu, buku Praktis Berbahasa Indonesia Jilid 2 yang dikeluarkan oleh Balai Bahasa, justru menjelaskan hal yang sebaliknya.
Dua bab yang saya kaji, jika dikaitkan dengan tujuan pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia, sangat sesuai untuk aspek keterampilan. Tercermin dari model tugas yang diberikan, semuanya berbentuk esai yang membutuhkan uraian, sehingga secara tidak langsung mengasah kemampuan peserta didik terutama perihal keterampilannya menggunakan bahasa indonesia yang baik dan benar. Pada setiap pokok bahasan, selalu ada pertanyaan reflektif yaitu pertanyaan yang memancing dan merangsang pola pikir peserta didik untuk mengingatkan materi yang akan dibahas. Mungkin saja pernah membaca, mendengar, melihat, dan menulis tentang materi terkait sebelumnya. Ini juga bisa dilakukan untuk mengukur kemampuan awal peserta didik sebelum memulai kegiatan belajar-mengajar.
Secara umum, kedua tema yang saya kaji masih layak digunakan sebagai bahan ajar bagi guru atau referensi belajar bagi peserta didik, meskipun terdapat kekurangan.
===========
Author:
ariesrutung95