Sintaksis adalah cabang ilmu bahasa (linguistik) yang mempelajari frasa, klausa, dan kalimat serta bagaimana unsur-unsur tersebut membangun suatu kalimat yang bermakna dalam tuturan. Sintaksis merupakan bidang linguistik setelah fonologi dan morfologi yang merupakan satu-lesatuan dalam lingusitik. Setiap cabang mempunyai kaitan yang erat dengan cabang yang lain karena merupakan satu rumpun utama yaitu lingusitik itu sendiri. Berikut ini akan dijelaskan mengenai fungsi dan kategori sintaksis.
Fungsi Sintaksis
Fungsi sintaksis ada lima, yaitu subjek (S), predikat (P), objek (O), komplemen (Kom), dan keterangan (Ket). Dari kelima fungsi tersebut, tidak semuanya harus ada dalam suatu kalimat. Fungsi sintaksis yang harus hadir hanya subjek dan predikat, sedangkan objek, komplemen, dan keterangan tidak wajib ada. Fungsi-fungsi tersebut akan diisi oleh kata, frasa, dan klausa. Berikut ini uraian kelima fungsi tersebut:
Fungsi sintaksis ada lima, yaitu subjek (S), predikat (P), objek (O), komplemen (Kom), dan keterangan (Ket). Dari kelima fungsi tersebut, tidak semuanya harus ada dalam suatu kalimat. Fungsi sintaksis yang harus hadir hanya subjek dan predikat, sedangkan objek, komplemen, dan keterangan tidak wajib ada. Fungsi-fungsi tersebut akan diisi oleh kata, frasa, dan klausa. Berikut ini uraian kelima fungsi tersebut:
- Subjek merupakan orang atau benda yang melakukan tindakan yang ditunjukkan oleh kata kerja atau yang dalam keadaan digambarkan oleh kata kerja. Subjek kalimat biasanya diisi dengan kata benda atau kata ganti orang/benda.
- Predikat yaitu unsur yang membicarakan atau menjelaskan pokok atau subjek kalimat.
- Objek yaitu unsur kalimat yang kehadirannya dituntut oleh verba transitif pengisi predikat dalam kalimat aktif.
- Komplemen yaitu unsur kalimat yang kehadirannya dituntut oleh predikat aktif yang diisi oleh verba intransitif dan predikat pasif yang verbanya dilekati prefiks di- sebelumnya.
- Keterangan yaitu unsur kalimat yang memberi keterangan kepada seluruh kalimat diantaranya:
- Pengubah (modifier) yaitu semua kata dalam kalimat yang bukan kata kerja, subjek, objek langsung, objek tidak langsung, atau pelengkap.
Kategori Sintaksis
Kategori sintaksis adalah jenis atau tipe kata atau frasa yang menjadi pengisi fungsi-fungsi sintaksis (Chaer, 2009: 27). Kategori sintaksis tersebut berkenaan dengan istilah nomina, verba, adjektiva, adverbia, numeralia, preposisi, konjungsi, dan pronomina. Pengisi fungsi tersebut dapat berupa frasa, sehingga selain kelas kata yang nomina, terdapat pula frasa nominal. Begitu juga dengan adjektiva, adverbia, numeralia, preposisi, konjungsi, dan pronomina yang dapat berupa frasa sebagai pengisi fungsi sintaksis.
Menurut Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia (Alwi, dkk, 2003: 36), bahasa Indonesia memiliki empat kategori sintaksis yang utama, yaitu: (1) verba atau kata kerja, (2) nomina atau kata benda, (3) adjektiva atau kata sifat, dan (4) adverbia atau kata keterangan. Di samping kategori utama, terdapat juga kata tugas yang terdiri atas preposisi atau kata depan, konjungtor atau kata sambung, dan partikel.
Adapun pembicaraan kategori sintaksis dalam makalah ini menggabungkan kedua pendapat di atas, sehingga kategori sintaksis yang dibicarakan meliputi: (a) nomina dan frasa nominal, (b) verba dan frasa verbal, (c) adjektiva dan frasa adjektiva, (d) adverbia dan frasa adverbial, (e) numeralia dan frasa numeralia, (f) pronomina dan frasa pronominal, dan (g) frasa preposisional.
Dalam bahasa Indonesia ada sejumlah verba transitif yang objeknya tidak perlu ada atau keberadaannya ditanggalkan. Verba transitif yang objeknya tidak perlu ada atau menyatakan kebiasaan. Verba yaitu kelas kata yang memiliki makna berhubungan dengan (inheren) perbuatan (aksi), proses atau keadaan yang bukan sifat atau kualitas.Dilihat dari bentuknya verba bisa berupa verba asal (misal: datang, mandi, tidur), bisa pula verba turunan (misal: mendarat, (mem)baca, bertemu, berjalan-jalan, campur tangan). Kata-kata berimbuhan me-, di-, ber-, ter-, -kan, dan i adalah kata yang berkategorikan verbal. Nomina atau kata benda yaitu kata yang mengacu pada manusia, benda, binatang, konsep atau pengertian (sesuatu yang dibendakan). Secara sintaksis nomina cenderung menduduki fungsi subjek, objek, dan pelengkap. Adjektiva atau kata sifat yaitu kata yang menyatakan sifat atau keadaaan. Adverbia yaitu kata yang menjelaskan verba, adjectiva, atau adverbia lain.
Kategori sintaksis adalah jenis atau tipe kata atau frasa yang menjadi pengisi fungsi-fungsi sintaksis (Chaer, 2009: 27). Kategori sintaksis tersebut berkenaan dengan istilah nomina, verba, adjektiva, adverbia, numeralia, preposisi, konjungsi, dan pronomina. Pengisi fungsi tersebut dapat berupa frasa, sehingga selain kelas kata yang nomina, terdapat pula frasa nominal. Begitu juga dengan adjektiva, adverbia, numeralia, preposisi, konjungsi, dan pronomina yang dapat berupa frasa sebagai pengisi fungsi sintaksis.
Menurut Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia (Alwi, dkk, 2003: 36), bahasa Indonesia memiliki empat kategori sintaksis yang utama, yaitu: (1) verba atau kata kerja, (2) nomina atau kata benda, (3) adjektiva atau kata sifat, dan (4) adverbia atau kata keterangan. Di samping kategori utama, terdapat juga kata tugas yang terdiri atas preposisi atau kata depan, konjungtor atau kata sambung, dan partikel.
Adapun pembicaraan kategori sintaksis dalam makalah ini menggabungkan kedua pendapat di atas, sehingga kategori sintaksis yang dibicarakan meliputi: (a) nomina dan frasa nominal, (b) verba dan frasa verbal, (c) adjektiva dan frasa adjektiva, (d) adverbia dan frasa adverbial, (e) numeralia dan frasa numeralia, (f) pronomina dan frasa pronominal, dan (g) frasa preposisional.
Dalam bahasa Indonesia ada sejumlah verba transitif yang objeknya tidak perlu ada atau keberadaannya ditanggalkan. Verba transitif yang objeknya tidak perlu ada atau menyatakan kebiasaan. Verba yaitu kelas kata yang memiliki makna berhubungan dengan (inheren) perbuatan (aksi), proses atau keadaan yang bukan sifat atau kualitas.Dilihat dari bentuknya verba bisa berupa verba asal (misal: datang, mandi, tidur), bisa pula verba turunan (misal: mendarat, (mem)baca, bertemu, berjalan-jalan, campur tangan). Kata-kata berimbuhan me-, di-, ber-, ter-, -kan, dan i adalah kata yang berkategorikan verbal. Nomina atau kata benda yaitu kata yang mengacu pada manusia, benda, binatang, konsep atau pengertian (sesuatu yang dibendakan). Secara sintaksis nomina cenderung menduduki fungsi subjek, objek, dan pelengkap. Adjektiva atau kata sifat yaitu kata yang menyatakan sifat atau keadaaan. Adverbia yaitu kata yang menjelaskan verba, adjectiva, atau adverbia lain.
Alat-alat sintaksis
Eksistensi struktur sintaksis terkecil ditopang oleh urutan kata, bentuk kata, intonasi, bisa juga di tambah konektor yang berupa konjugasi. Peranan ketiga alat sintaksis (bentuk kata, intonasi, dan urutan kata) tampaknya tidak sama antara bahasa yang satu dengan yang lain.
Eksistensi struktur sintaksis terkecil ditopang oleh urutan kata, bentuk kata, intonasi, bisa juga di tambah konektor yang berupa konjugasi. Peranan ketiga alat sintaksis (bentuk kata, intonasi, dan urutan kata) tampaknya tidak sama antara bahasa yang satu dengan yang lain.
- Urutan kata | Dalam bahasa Indonesia urutan kata itu tampaknya sangat penting. Perbedaan urutan kata dapat menimbulkan perbedaan makna. Dalam bahasa latin yang memegang peranan penting dalan sintaksis bukanlah urutan kata melainkan bentuk kata. Meskipun letaknya dimana saja, tapi makna gramatikalnya tidak akan berubah dan tidak akan terjadi kesalahpahaman.
- Bentuk kata | Kata dalam bahasa Indonesia dan dalam bahasa Latin memang tidak sama. Dalam bahasa Latin bentuk kata itu tampaknya berperan mutlak sedangkan dalam bahasa Indonesia tidak. Hal ini terjadi karena dalam bahasa Latin urutan kata hampir tak mempunyai peran, sedangkan dalam bahasa Indonesia urutan kata mempunyai peran.
- Intonasi | Batas antara subjek dan predikat dalam bahasa Indonesia biasanya ditandai dengan intonasi nada naik dan tekanan.
- Konektor | Konektor bertugas menghubungkan satu konstituen dengan yang lain, baik yang berada dalam kalimat maupun yang berada diluar kalimat. Dilihat dari sifat hubungannya dibedakan adanya 2 konektor yaitu konektor koordinatif dan subordinatif. Konektor koordinatif adalah konektor yang menghubungkan 2 buah konstituen yang sama kedudukannya atau sederajat. Kojungsinya berupa dan, atau, dan tetapi. Konektor subordinatif adalah konektor yang menghubungkan 2 buah konstituen yang kedudukannya tidak sederajat. Konstituen yang satu merupakan konstituen atasan dan konstituen yang lain menjadi konstituen bawahan. Konjungsinya berupa kalau, meskipun, dan karena.
Satuan-satuan sintaksis
Sintaksis memiliki satuan-satuan, diantaranya sebagai berikut:
Sintaksis memiliki satuan-satuan, diantaranya sebagai berikut:
- Kata | Dalam tataran morfologi, kata merupakan satuan terbesar (satuan terkecilnya adalah morfem). Tetapi dalam tataran sintaksis, kata merupakan satuan terkecil yang secara hierarkial menjadi komponen pembentuk satuan sintaksis yang lebih besar, yaitu frase. Dalam pembicaraan kata sebagai pengisi satuan sintaksis, pertama-tama harus kita bedakan dulu adanya 2 macam kata yaitu kata penuh dan kata tugas.
- Frase | Frase lazim didenfinisikan sebagai satuan gramatikal yang berupa gabungan kata yang bersifat nonprediktif atau lazim juga disebut gabungan kata yang mengisi salah satu fungsi sintaksis di dalam suatu kalimat.
- Klausa | Adalah satuan sintaksis berupa runtutan kata-kata berkonstruksi prediktif. Artinya, di dalam konstruksi itu ada komponen berupa kata atau frase, yang berfungsi sebagai predikat, yang lain berfungsi sebagai subjek, sebagai objek, dan sebagai keterangan. Berdasarkan strukturnya dapat dibedakan adanya klausa bebas dan klausa terikat.
- Kalimat | Kalimat adalah susunan kata-kata yang teratur yang berisis pikiran yang lengkap. Akan tetapi yang paling penting menjadi dasar kalimat adalah konstituen dasar dan intonasi final. Konstituen dasar itu biasanya berupa klausa. Jadi, kalau pada sebuah klausa diberi intonasi final, maka terbentuklah kalimat.
- Wacana | Adalah satuan bahasa yang lengkap, sehingga dalam hierarki gramatikal merupakan satuan gramatikal tertinggi dan terbesa. Persyaratan gramatikal dalam wacana dapat dipenuhi kalau dalam wacana itu sudah terbina kekohesian, yaitu adanya keserasian hubungan antara unsure-unsur yang ada dalam wacana tersebut. Bila wacana itu kohesif, akan tercipta kekoherensian, yaitu isi wacana yang apik dan benar. Untuk membuat wacana yang kohesif dan koherens itu dapat digunakan berbagai alat wacana, baik yang berupa aspek gramatikal maupunyang berupa aspek semantik atau tau gabungan antara keduanya.
REFERENSI
Chaer, Abdul. 2003. Linguistik Umum. Jakarta: Rineka Cipta.
Keraf, Gorys. 1984. Tata Bahasa Indonesia. Flores: Nusa Indah.
Manaf, Ngusman Abdul, 2009. Sintaksis: Teori dan Terapannya dalam Bahasa Indonesia. Padang: Sukabina Press.
http://skripsi-artikel-makalah.blogspot.co.id/2010/04/peran-dan-fungsi-sintaksis.html
Keraf, Gorys. 1984. Tata Bahasa Indonesia. Flores: Nusa Indah.
Manaf, Ngusman Abdul, 2009. Sintaksis: Teori dan Terapannya dalam Bahasa Indonesia. Padang: Sukabina Press.
http://skripsi-artikel-makalah.blogspot.co.id/2010/04/peran-dan-fungsi-sintaksis.html
==========
Oleh:
ariesrutung95
Post a Comment
Jangan lupa tinggalkan komentar. Kritiklah sesuka Anda!