Proses Morfologi Bahasa Indonesia | Anak Pantai

Proses Morfologi Bahasa Indonesia

Proses morfologis pada dasarnya adalah proses pembentukan kata dari sebuah bentuk kata dasar melalui pembubuhan afiks, pengulangan, penggabungan, pemendekan, dan pengubahan status (Chaer, 1998:25). Proses morfologis adalah suatu proses pembentukan kata dengan cara menghubungkan satu morfem dengan morfem yang lain atau proses yang mengubah leksem menjadi sebuah kata.
 
PROSES MORFOLOGI DALAM BAHASA INDONESIA


Siprianus Aris
Jurusan Pendidikan Bahasa Indonesia - FKIP - Universitas Papua
Pos-el: ariessipriano@gmail.com



Jenis Proses Morfologi 
Pengafiksan
Pengafiksan adalah proses pembentukan kata dengan menambahkan afiks (imbuhan) pada bentuk dasar, baik bentuk dasar tunggal maupun kompleks. Afik dalam bahasa indonesia dapat berupa prefiks atau awalan, sufik atau akhiran, infiks atau sisipan, dan konfiks/simulfiks (awalan dan akhiran) atau oleh J. S. Badudu menyebutnya morfem terbagi.
Afiks merupakan unsur yang ditempelkan dalam pembentukan kata dan dalam linguistik afiksasi bukan merupakan pokok kata melainkan pembentuk pokok kata yang baru. Sehingga para ahli bahasa merumuskan bahwa, afiks merupakan bentuk terikat yang dapat ditambahkan pada awal, akhir maupun tengah kata.
  1. Prefiks
    Prefiks adalah imbuhan yang ditambahkan pada bagian awal sebuah kata dasar yang sering disebut awalan. Jenis prefiks antara lain meN-, di-, ber-, ter-, ke-, per-, se-, dan peN-. Contoh prefiks dalam kata BI antara lain: ber- (ber+serta, ber+kerja, ber+uang, ber+janji, ber+buah, ber+runding); se- (se+luas, se+lebar, se+rumah, se+lama, se+belum, se+telah); peN- (peN+tanya, peN+ambil, peN+makan, peN+waris, peN+latih); di- (di+tagkap, di+curi, di+lamar, di+paksa, di-cabut); meN- (meN+dapat, meN+larang, meN+konsumsi, meN+kalah, meN+ambil); ter- (ter+angkat, ter+kejut, ter+jadi, ter+ulang, ter+rawat, ter+rasa, ter+rendam); ke- (ke+luar); per- (per+riang, per+tanda, per+angkat, per+rusak).
  2. Sufiks
    Sufiks adalah afiks yang ditambahkan pada bagian belakang kata dasar, atau morfem terikat yang yang diletakkan di belakang suatu bentuk dasar dalam membentuk kata. Contoh sufiks dalam BI adalah -i, -an, dan -kan. Dalam bahasa sansekerta ada sufiks -wan, -ma, wati. Sufiks dalam bahasa asing seperti -ir, -is, -isme, -asi, -isasi, -si, -il, -al, -if, -ik, -ika, -er, -or, -an, -um, -us, -si, -ing, dan lain-lain. Contoh kata asing: demonstrasi, standarisasi, produksi, produsen, produser, produsir, direktur, direksi, direktorium, dsb. Contoh sufiks dalam kata BI, antara lain: -an (darat+an, hukum+an, maki+an, ribu+an, larang+an, laut-an); -i (garam+i, menembak-i, tabur+i, siram+i, basuh+i); -kan (buka+kan, keluar+kan, masuk+kan, naik+kan, tarik+kan, laku+kan, beri+kan, misal+kan, terus+kan).
  3. Infiks
    Infiks adalah morfem yang disisipkan atau diselipkan di tengah kata dasar (sisipan). Contoh infiks dalam BI antara lain -el-, -er-, -em-, dan -in-. Contoh dalam kata bahasa indonesia antara lain -er- (gigi+ (-er-), sabut+ (-er-), suling+ (-er-), cerita+ (-er-)); -el- (tunjuk+ (-el-), gembung + (-el-), luhur+ (-el-); tapak+ (-el-); maju+ (-el-)); -em- (guruh+ (-em-); jari+ (-em-); kilau+ (-em-); tali+ (-em-); turun+ (-em-)); -in- (kerja+(-in), sambung+(-in-)).
  4. Konfiks dan Kombinasi Imbuhan
    Konfiks adalah dua afiks yang merupakan satu kesatuan. Contoh konfiks dalam bahasa indonesia adalah ke-an, peN-an, per-an, dan ber-an. Contoh kata berkonfiks antara lain: kecamatan, kelautan, keburukan, keadilan, pendudukan, pendinginan, pembukuan, persekutuan, perseteruan, perdamaian, berserakan, bertebaran, berdesakan.
  5. Simulfiks adalah afiks yang bergabung menjadi satu secara bertahap. Contoh simulfiks dalam BI adalah men-kan, meN-i, memper-kan, memper-i, ber-kan, ter-kan, per-kan, dan se-nya. Contoh simulfiks dalam kata antara lain: mendengarkan, membicarakan, membacakan, menuliskan, memberikan, membacai, menulisi, mencubiti, menciumi, memperdengarkan, mempertontonkan, mempersilakan, mempersenjatai, memperbaharu, bersekutukan, beralaskan, bersenjatakan, terjatuhkan, terjemahkan, terabaikan, pertukarkan, pertaruhkan, persuamikan, seindah-indahnya, secantik-cantiknya, dan sejelek-jeleknya.
Reduplikasi
Reduplikasi adalah proses pembentukan kata melalui pengulangan bentuk dasar melalui berbagai cara. Tidak semua kata ulang masuk dalam jenis reduplikasi yang merupakan proses morfologi. Ada beberapa jenis reduplikasi dalam bahasa indonesia antara lain: reduplikasi seluruh, reduplikasi sebagian, dan reduplikasi perubahan fonem.
  1. Reduplikasi seluruh adalah bentuk ulang dengan cara mengulang seluruh bunyi tanpa adanya perubahan sama sekali. Contoh dalam kata masjid-masjid, gereja-gereja, kata-kata, sama-sama.
  2. Reduplikasi sebagian adalah bentuk dasar nya morfem kompleks atau berimbuhan sedangkan yang diulang bentuk dasarnya atau sebalinya. Contoh dalam kata menendang-nendang, menolong-nolong, membaca-baca, tulis-menulis, membuka-buka, bersiul-siul dan lain sebagainya.
  3. Reduplikasi perubahan fonem adalah bentuk pengulangan yang sebenarnya penuh tetapi terdapat bunyi yang berbeda. Contoh dalam kata lauk-pauk, gerak-gerik, bolak-balik, sayur-mayur, mondar-mandir, dan lain sebagainya.
Komposisi
Komposisi adalah proses morfologi dengan cara menggabungkan dua morfem dan membentuk satu kesatuan makna. Ciri-cirinya adalah hubungan unsur pembentuknya rapat, unsur pembentuknya tidak dapat dipertukarkan, dan salah satu atau semua unsurnya merupakan pokok kata. Contoh dalam kata kamar mandi, kambing hitam, rumah sakit, kaki tangan, orang tua, kepala batu, besar kepala, mata pelajaran, dan lain sebagainya.

Abreviasi
Abreviasi atau pemendekan adalah proses morfologis dengan cara menanggalkan satu atau sebagian morfem sehingga menjadi bentuk baru yang mempunyai status kata. Dalam bahasa indonesia, abreviasi dibagi menjadi beberapa jenis, diantaranya adalah pemenggalan, kontraksi, akronim, singkatan, lambang huruf, perubahan interen, dan pergeseran katagori.
  1. Pemenggalan adalah  pembentukan kata melalui suku kata melalui suku dari suatu morfem yang biasanya muncul dalam bahasa lisan. Contoh dalam kata Bu, Pak, dok, Kak, Dik, dan lain sebagainya.
  2. Kontraksi adalah proses pembentukan kata dengan cara meringkas morfem dasar atau gabungan morfem. Contoh dalam kata tak, takkan, begini, begitu, kenapa, kan, mas, dan lain sebagainya.
  3. Akronim adalah proses pembentukan kata melalui penggabungan huruf atau suku kata atau bagian lain yang ditulis atau dilafalkan sebagai kata dan biasanya diapakai sebagai hiburan. Contoh dalam kata kutilangdarat, sikontol, simatupang, manula, balita, batita, dubes dan lain sebagainya.
  4. Singkatan adalah proses pembentukan kata melalui pemendekan berupa huruf. Pelafalan dieja huruf demi huruf atau diucapkan kepanjangannya. Contoh dalam kata MPR, DPA, S.Pd, SMA, km, dll, dsb, dan lain sebagainya.
  5. Lambang huruf adalah adalah proses pembentukan kata yang menghasilkan satu huruf atau lebih yang menggambarkan konsep, kunatitas, satuan, atau unsur. Contoh dalam kata gr, cm, c, l, dan lain sebagainya.
  6. Perubahan interen adalah proses pembentukan kata melalui perubahan vokal atau konsonan yang terdapat dalam morfem dasar. Contoh dalam kata dewa-dewi, pemuda-pemudi, saudara-saudari, karyawan-karyawati, direktur-direktris, dan lain sebagainya.
  7. Pergeseran kategori adalah pergeseran kelas kata sebagai akibat adanya proses morfologi. Suatu morfem yang awalnya tergolong kelas kata benda akibat proses morfologi menjadi kelas kata kerja. Contoh dalam kata batu-membatu, besar-membesar, kuning-menguining, makan-makanan, minum-minuman, kerja-kinerja dan lain sebagainya. 

REFERENSI
Budiman, Sumiati. 1987. Sari Tata Bahasa Indonesia. Klaten: PT. Intan Pariwara.
Alwi, Hasan, dkk. 2000. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka
Chaer, Abdul. 2003. Linguistik Umum. Jakarta: Rineka Cipta
Finoza, Lamuddin. 2006. Komposisi Bahasa Indonesia. Jakarta: Diksi Insan Mulia
Keraf, Gorys. 1993. Komposisi. Flores: Nusa Indah
Verharr, J.W.M. 2008. Asas-asas Linguistik Umum. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press
Chaer, Abdul. 2012. Linguistik Umum. Jakarta: Rineke Cipta
Arifin, Zaenal dan Junaiyah. 2007. Morfologi: Bentuk, Makna, dan Fungsi. Jakarta: Gramedia
Ariyanto. 2009. Linguistik Indonesia I: Morfologi Bahasa Indonesia. Yogyakarta: UGM Press.
Kridalaksana, Harimurti. 2008. Kamus Linguistik. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Ramlan, M. 2009.  Ilmu Bahasa Indonesia, Morfologi. Yogyakarta: C.V. Karyono.
---------- 1987. Morfologi: Suatu Tinjauan Deskriptif. Yogyakarta: CV. Karyono

Post a Comment

Jangan lupa tinggalkan komentar. Kritiklah sesuka Anda!

TERIMA KASIH ATAS KUNJUNGANNYA