Berbicara di depan umum atau public speaking adalah proses berbicara kepada sekelompok orang dengan cara yang terstruktur dan disengaja yang dimaksukan untuk menginformasikan, mempengaruhi, atau menghibur penedengar sacara langsung tanpa ada media perantara antara pendengar (audiens) dan pembicara (komunikator).
Perbedaan antara komunikasi massa dengan public speaking yaitu komunikasi masa adalah jenis komunikasi menggunakan media massa atau media cetak seperti koran, media sosial sedangkan public speaking atau retorika adalah komunikasi langsung dengan massa tanpa ada perantara. Ciri-ciri public speaking antara lain: (1) Diucapkan atau dibawakan di depan orang banyak atau massa, (2) Topik yang dibicarakan berkaitan dengan masalah sosial bukan masalah pribadi kecuali masalah pribadi yang bersifat sosial.
Perbedaan antara komunikasi massa dengan public speaking yaitu komunikasi masa adalah jenis komunikasi menggunakan media massa atau media cetak seperti koran, media sosial sedangkan public speaking atau retorika adalah komunikasi langsung dengan massa tanpa ada perantara. Ciri-ciri public speaking antara lain: (1) Diucapkan atau dibawakan di depan orang banyak atau massa, (2) Topik yang dibicarakan berkaitan dengan masalah sosial bukan masalah pribadi kecuali masalah pribadi yang bersifat sosial.
“If iam to speak ten minutes, i need a week for preparation; if fiveteen minutes, three days; if half an hour, two days, if an hour, iam ready now.”
Sejarah Berbicara di Depan Umum
Public speaking pertama kali di kembangkan oleh bangsa Yunani Kuno yang berkembang di dalam kelompok-kelompok sekolah filsafat yang diajarkan oleh kelompok filsuf jalanan “kaum sofis” yang memungut biaya untuk membuat argumen lemah menjadi kuat dan untuk membuat siswa mereka menjadi lebih baik.
Pada zaman Yunani Kuno, menjadi orator ulung butuh kerja keras dan menyediakan uang yang banyak untuk mendapatkan atau belajar ilmu retorika dari guru-guru terkenal. Bahkan banyak orator ulung yang belajar berpuluh-puluh tahun di gua-gua bahkan di tempat-tempat terpencil, demi mempelajari dan mendalami ilmu retorika. Mereka belajar mulai dari olah vokal, intonasi suara, gerak-gerik dan mimik muka yang diselaraskan dengan suara yang ada.
Ilmu retorika mempunyai beberapa fungsi antara lain: (1) Mencapai kebenaran atau kemenangan bagi seseorang atau sekelompok orang dalam masyarakat; (2) Meraih kekuasaan, yaitu mencapai kemenangan seseorang atau sekelompok orang dengan ejekan siapa yang menng dialah yang berkuasa; (3) Sebagai alat persuasi atau ajakan kepada seseorang dengan alasan untuk meyakinkannya dengan tujuan mempengaruhi orang lain.
Public speaking pertama kali di kembangkan oleh bangsa Yunani Kuno yang berkembang di dalam kelompok-kelompok sekolah filsafat yang diajarkan oleh kelompok filsuf jalanan “kaum sofis” yang memungut biaya untuk membuat argumen lemah menjadi kuat dan untuk membuat siswa mereka menjadi lebih baik.
Pada zaman Yunani Kuno, menjadi orator ulung butuh kerja keras dan menyediakan uang yang banyak untuk mendapatkan atau belajar ilmu retorika dari guru-guru terkenal. Bahkan banyak orator ulung yang belajar berpuluh-puluh tahun di gua-gua bahkan di tempat-tempat terpencil, demi mempelajari dan mendalami ilmu retorika. Mereka belajar mulai dari olah vokal, intonasi suara, gerak-gerik dan mimik muka yang diselaraskan dengan suara yang ada.
Ilmu retorika mempunyai beberapa fungsi antara lain: (1) Mencapai kebenaran atau kemenangan bagi seseorang atau sekelompok orang dalam masyarakat; (2) Meraih kekuasaan, yaitu mencapai kemenangan seseorang atau sekelompok orang dengan ejekan siapa yang menng dialah yang berkuasa; (3) Sebagai alat persuasi atau ajakan kepada seseorang dengan alasan untuk meyakinkannya dengan tujuan mempengaruhi orang lain.
Hal yang diperhatikan saat Berbicara di Depan Umum
Hal yang diperhatikan saat berbicara di depan umum untuk dapat menjadi seorang orator yang baik:
Hal yang diperhatikan saat berbicara di depan umum untuk dapat menjadi seorang orator yang baik:
Teknik Berbicara
Penyampaian (pronuntiatio), olah suara (vocis) dan gerakan-gerakan anggota badan (gestus moderatio venustate).
Penyampaian (pronuntiatio), olah suara (vocis) dan gerakan-gerakan anggota badan (gestus moderatio venustate).
Melatih suara
Keras lembutnya atau besar kecilnya suara seserang dalam berbicara belum tentu menjamin seseorang dapat menyampaikan isi pembicaraannya atau bahkan menyulitkan orang tersebut untuk tampil. Ada pun yang perlu diperhatikan adalah:
Saat berbiacara, kita tidak dapat memungkiri bahwa kita melibatkan bahasa non-verbal lewat gerakan-gerakan anggota tubuh. Komunikasi non-verbal mempunyai sifat antara lain:
Dalam pelatihan bahasa non-verbal ini sangatlah penting untuk menyesuaikan suara dengan gerak tubuh. Misalnya saat mengacungkan telunjuk, sambil mengeluarkan suara lantang. Jika bernada pelan, ia akan menngerakkan bibirnya secara pelan. Hal yang perlu menjadi perhatian adalah mencocokkan ekspresi wajah dengan ucapan. Jika ada kontradiksi anatara ucapan dan ekspresi, akan menampakkan sesuatu yang dibuat-buat. Tetapi sebagian orang memiliki kemampuan untuk melakukan kontradiksi antara ekspresi dan ucapan. Oleh karena itu dalam berbicara di depan umum sangatlah ditekankan ekspresi wajah disesuaikan dengan perasaan, intonasi, dan uraian isi yang dibicarakan.
Keras lembutnya atau besar kecilnya suara seserang dalam berbicara belum tentu menjamin seseorang dapat menyampaikan isi pembicaraannya atau bahkan menyulitkan orang tersebut untuk tampil. Ada pun yang perlu diperhatikan adalah:
- Intonasi atau irama suara agar tidak datar
- Artikulasi atau pengucapan kata yang jelas benar sehingga mudah dipahami
- Phrassing atau jeda ketika berbicara
- Stressing atau energi dalam suara agar pendengar tidak loyo
- Infleksi atau lagu kalimat,perubahan nada suara. Infleksi naik berarti ada lanjutan kalimat tetapi kalau infleksi menurun menunjukan akhir kalimat.
- Speed atau kecepatan suara, disesuaikan dengan situasi dan kondisi
- Volume suara harus bulat
- Tone, tinggi rendahnya suara agara audiens tidak loyo
- Timbre, mampu memberikan gambaran, maksud, gagasan, perasaan atas apa yang disampaikan
- Power, kekuatan suara harus tepat dengan pemakaian kata
- Nafas, berbicara dengan nafas perut karena suara yang dihasilkan lebih dalam, power lebih kuat dan lebih nikmat untuk didengar
Saat berbiacara, kita tidak dapat memungkiri bahwa kita melibatkan bahasa non-verbal lewat gerakan-gerakan anggota tubuh. Komunikasi non-verbal mempunyai sifat antara lain:
- Dilakukan secara tidak sadar
- Suatu emosi yang sesungguhnya
- Intuitif atau bisikan hati
- Informal atau tidak resmi
- Isi kebenaran dapat dipercaya
Dalam pelatihan bahasa non-verbal ini sangatlah penting untuk menyesuaikan suara dengan gerak tubuh. Misalnya saat mengacungkan telunjuk, sambil mengeluarkan suara lantang. Jika bernada pelan, ia akan menngerakkan bibirnya secara pelan. Hal yang perlu menjadi perhatian adalah mencocokkan ekspresi wajah dengan ucapan. Jika ada kontradiksi anatara ucapan dan ekspresi, akan menampakkan sesuatu yang dibuat-buat. Tetapi sebagian orang memiliki kemampuan untuk melakukan kontradiksi antara ekspresi dan ucapan. Oleh karena itu dalam berbicara di depan umum sangatlah ditekankan ekspresi wajah disesuaikan dengan perasaan, intonasi, dan uraian isi yang dibicarakan.
MataSorotan mata seseorang memiliki kekuatan yang dapat mempengaruhi pribadi orang lain. Seperti seorang wanita dapat menjadi terpesona dan bergetar hatinya kekpada seorang pria karena tatapan matanya. Tatapan mata yang genit dari seorang wanita yang mampu mengalihkan hati dan perasaan seorang pria. Namun ada juga seseorang yang memiliki sorotan mata yang menakutkan sehingga banyak orang yang berusaha untuk menghindarinya. Perlu diingat bahwa sorotan mata yang baik dapat memnerikan suasana yang hidup.
Kepala
Ketika kita mendengarkan dengan seksama, maka secara otomatis bahasa tubuh yang tepat akan mengikuti. Misalnya saat kita menganggukan kepala, menunjukan bahwa kita perhatian dengan topik pembicaraan, atau mengeleng sedikit secara simpatik atau kagum. Tindakan tersebut hendaknya dilakukan pada saat yang tepat.
Mulut
Mulut memliliki peran yang sangat penting dalam berkomunikasi. Karena perkataan seseorang dapat terbaca pada setiap gerakan mulut orang tersebut. Namun bagian penting yang perlu dilatih adalah bibir dan lidah. Maka dalam setiap pembicaraan hendklah lidah harus diposisikan dengan baik sesuai dengan alur kata yang terungkap.
Rasa Ketertarikan pada Orang Lain
Saat berbicara di depan umum, kita harus mampu menunjukan rasa ketertarikan kepada pendengar atau audien kita. Kita harus berbicara tentang sesuatu yang dapat menarik minat mereka untuk menikmati atau mau mendengarkan apa yang akan kita sampaikan. Walaupun hal yang menarik perhatian itu tergantung pada situasi dan latar belakang khalayak/hadirin, namun hal-hal yang bersifat baru, menarik, dan indah, hal-hal yang menyentuh rasa kemanusiaan, petualangan, konflik, ketegangan, ketidakpastian, hal yang berkaitan dengan keluarga, humor, atau hal-hal yang memiliki manfaat bagi hadirin adalah topik-topik yang tepat dan akan menarik perhatian. Sedapat mungkin kita harus akrab dan memahami jalan pikiran serta kebutuhan batin mereka. Kita harus mampu menyentuh hati khalayak yaitu segi perasaan, emosi, harapan, kebencian, dan kasih sayang mereka (pathos).kelak para ahli retorika modern menyebutnya imbauan emotional (emotional appeals)
Mau Mendengarkan
Mengingat bahwa dalam pembicaraan pengetahuan lebih banyak diperoleh melalui telinga daripada melalui mulut. Saya memberikan tempat kedua kepada sikap diam diatara keutamaan yang henndak saya kembanngkan. Mendengarkan dengan seksama, akan dpat membantu anda memberi respoon lebih baik. Ketika berbicara biasanya kita mendengarkan dalam salah satu dari lima (5) tingkat:
Menurut BS. Wibowo, dkk (2002:92) dari kupasan Geoff Nightingale dalam Synergenik mengatakan antara lain:
Perluas Pengetahuan
Topik harus sesuai dengan latar belakang pengetahuan anda. Topik yang paling baik adalah topik yang memberikan kemungknan bagi kita lebih tahu daripada khalayak, pembicara harus lebih ahli bila dibandingkan dengan kebanyakan pendengar. Seprti yang diungkapakan oleh aristoteles bahwa seorang pembicara harus sanggup menunjukan kepada pendengar bahwa dirinya memiliki pengetahuan yang luas, keperibadian yang terpercaya, dan status yang terhormat (ethos). Ini menjadi salah satu cara untuk mempengaruhi orang yang diajak berbicara. Yang selanjutnya adalah meyakinkan khalayak dengan mengajukan bukti atau yang kelihatan sebagai bukti. Disini pembicara mendekati pendengar lewat otaknya (logos).
Menyelipkan Humor atau Cerita LucuMenyelipkan humor di sela-sela pembicaraan sangatlah penting meski hanya bersifat sebagai pelengkap. Secara manusiawi orang butuh tertawa untuk merilekskan dan menghilangkan kejenuhan. Namun sayang, tidaklah semua orang mempunyai bakat humor. Dan ada juga yang tidak suka humor. Alasannya adalah, hal ini akan mengundang kesan yang kurang serius terutama pada acara-acara formal. Maka sebagai pembicara kita harus pandai-pandai membaca situasi. Humor yang tepat pada situasi dan kesempatan yang tepat akan sangat mendukung apa yang sedang kita bicarakan. Namun ketidaktepatan pembicara menyelipkan humor saat berbicara akan merusak situasi.
Jenis dan metode berbicara di depan umum
Jenis-jenis public speaking yang umum dikenal antara lain:
===========
Oleh:
ariesrutung95
Ketika kita mendengarkan dengan seksama, maka secara otomatis bahasa tubuh yang tepat akan mengikuti. Misalnya saat kita menganggukan kepala, menunjukan bahwa kita perhatian dengan topik pembicaraan, atau mengeleng sedikit secara simpatik atau kagum. Tindakan tersebut hendaknya dilakukan pada saat yang tepat.
Mulut
Mulut memliliki peran yang sangat penting dalam berkomunikasi. Karena perkataan seseorang dapat terbaca pada setiap gerakan mulut orang tersebut. Namun bagian penting yang perlu dilatih adalah bibir dan lidah. Maka dalam setiap pembicaraan hendklah lidah harus diposisikan dengan baik sesuai dengan alur kata yang terungkap.
Rasa Ketertarikan pada Orang Lain
Saat berbicara di depan umum, kita harus mampu menunjukan rasa ketertarikan kepada pendengar atau audien kita. Kita harus berbicara tentang sesuatu yang dapat menarik minat mereka untuk menikmati atau mau mendengarkan apa yang akan kita sampaikan. Walaupun hal yang menarik perhatian itu tergantung pada situasi dan latar belakang khalayak/hadirin, namun hal-hal yang bersifat baru, menarik, dan indah, hal-hal yang menyentuh rasa kemanusiaan, petualangan, konflik, ketegangan, ketidakpastian, hal yang berkaitan dengan keluarga, humor, atau hal-hal yang memiliki manfaat bagi hadirin adalah topik-topik yang tepat dan akan menarik perhatian. Sedapat mungkin kita harus akrab dan memahami jalan pikiran serta kebutuhan batin mereka. Kita harus mampu menyentuh hati khalayak yaitu segi perasaan, emosi, harapan, kebencian, dan kasih sayang mereka (pathos).kelak para ahli retorika modern menyebutnya imbauan emotional (emotional appeals)
Mau Mendengarkan
Mengingat bahwa dalam pembicaraan pengetahuan lebih banyak diperoleh melalui telinga daripada melalui mulut. Saya memberikan tempat kedua kepada sikap diam diatara keutamaan yang henndak saya kembanngkan. Mendengarkan dengan seksama, akan dpat membantu anda memberi respoon lebih baik. Ketika berbicara biasanya kita mendengarkan dalam salah satu dari lima (5) tingkat:
- Kita mungkin mengabaikan orang itu dan benar-benar tidak mendengarkannya
- Mungkin berpura-pura tidak mendengarkannya
- Mendengarkan tapi lebih slektif pada bagian tertentu dari pembicaraan
- Mendengarkan secara atentif dan menaruh perhatian dan menfokuskan energi pada kata-kata yang diucapkannya
- Mendengarkan secara empatik, mendengarkan untuk mengerti tapi untuk menjawab persoalan yang ada. Dalam arti mendengar bukan hanya dengan telinga saja tetapi dengan mata dan hati.
Menurut BS. Wibowo, dkk (2002:92) dari kupasan Geoff Nightingale dalam Synergenik mengatakan antara lain:
- Dengarkan gagasannya bukan fakta dan tanyalah diri sendiri apa yang pembicara maksudkan.
- Nilailah isinya, bukan cara penyampaiannya
- Dengarkan dengan penuh harapan, jangan langsung kehilangan minat
- Jangan cepat menarik kesimpulan
- Sesuaikan pencatatan anda dengan pembicaraan
- Pusatkan perhatian, jangan mulai bermimpi dan jagalah mata anda agar tetap tertuju pada pada pembicaraan
- Jangan mendahului pikiran pembicara, anda akan kehilangan jejak
- Dengarlah dengan sungguh-sungguh waspada dan bergairah
- Kendalikan emosi waktu mendengar
- Bacalah fikiran anda, berlatihlah untuk menerima informasi baru
- Bernanfaslah perlahan dan dalam-dalam
- Jangan tegang, santai sajalah
- Berikan sepenuh hati pada orang lain
- Mendengarkan dengan serius
- Tunjukan minat pada perkataan orang
- Usahakan bebas gangguan
- Tunjukan kesabaran
- Bukalah pikiran anda
- Dengarkan setiap gagasan
- Hargai isinya, bukan cara penyampaiannya
- Turunkan senapan anda
- Belajarlah mendengarkan apa yang tersirat
Perluas Pengetahuan
Topik harus sesuai dengan latar belakang pengetahuan anda. Topik yang paling baik adalah topik yang memberikan kemungknan bagi kita lebih tahu daripada khalayak, pembicara harus lebih ahli bila dibandingkan dengan kebanyakan pendengar. Seprti yang diungkapakan oleh aristoteles bahwa seorang pembicara harus sanggup menunjukan kepada pendengar bahwa dirinya memiliki pengetahuan yang luas, keperibadian yang terpercaya, dan status yang terhormat (ethos). Ini menjadi salah satu cara untuk mempengaruhi orang yang diajak berbicara. Yang selanjutnya adalah meyakinkan khalayak dengan mengajukan bukti atau yang kelihatan sebagai bukti. Disini pembicara mendekati pendengar lewat otaknya (logos).
Menyelipkan Humor atau Cerita LucuMenyelipkan humor di sela-sela pembicaraan sangatlah penting meski hanya bersifat sebagai pelengkap. Secara manusiawi orang butuh tertawa untuk merilekskan dan menghilangkan kejenuhan. Namun sayang, tidaklah semua orang mempunyai bakat humor. Dan ada juga yang tidak suka humor. Alasannya adalah, hal ini akan mengundang kesan yang kurang serius terutama pada acara-acara formal. Maka sebagai pembicara kita harus pandai-pandai membaca situasi. Humor yang tepat pada situasi dan kesempatan yang tepat akan sangat mendukung apa yang sedang kita bicarakan. Namun ketidaktepatan pembicara menyelipkan humor saat berbicara akan merusak situasi.
Jenis dan metode berbicara di depan umum
Jenis-jenis public speaking yang umum dikenal antara lain:
- Khotbah, adalah berbicara di depan umum yang dikaitkan dengan tema-tema keagamaan yang dilakukan oleh pemuka-pemuka agama dengan tujuan menyampaikan pesan-pesan agama.
- Propaganda, adalah berbicara di depan umum untuk menyampaikan ide-ide dengan tujuan untuk meyakinkan pendengar.
- Kampanye, adalah berbicara di depan umum untuk kelompok orang tertentu (partai) dengan tujuan mempengaruhi massa dan biasa dilakukan untuk memperkenalkan tokoh-tokoh tertentu atau menyampaikan program tertentu.
- Penerangan, adalah berbicara di muka umum untuk menjelaskan sesuatu, misalnya program, permaslahan, pembangunan dan lain sebagainya.
- Agitasi, adalah berbicara di depan umum dengan tujuan untuk membakar semangat massa.
- Orasi ilmiah, adalah berbicara di depan umum pada forum-forum tertentu untuk menyamapaikan ilmu pengetahuan.
===========
Oleh:
ariesrutung95