Peningkatan Keterampilan Membaca dan Berbicara pada Anak SD dengan Teknik MOB - Etnografi Komunikasi | Anak Pantai

Peningkatan Keterampilan Membaca dan Berbicara pada Anak SD dengan Teknik MOB - Etnografi Komunikasi

Peningkatan mutu pendidikan melibatkan semua komponen, baik 1) peserta didik, 2) tenaga kependidikan, 3) pengelola sekolah, 3) komite sekolah, 4) sarana prasarana, 5) media, 6) sumber belajar, 7) kurikulum, 8) metode dan teknik, 9) manajemen sekolah, 10) proses pembelajaran, dan 11) lingkungan sekolah. Semua komponen itu saling berpengaruh sehingga dapat mencapai tujuan, termasuk upaya meningkatkan keterampilan berbahasa, menulis dan berbicara.
Penggunakan teknik dalam menghasilkan dan menyalurkan suatu kemampuan berbahasa tertentu sangatlah berpengaruh. Apalagi, untuk meningkatkan keterampilan membaca dan berbicara yang dimiliki anak-anak sekolah dasar, maka teknik yang dipilih harus dapat menggairahkan peserta didik sehingga tidak cepat bosan dalam belajar atau mengikuti kegiatan pembelajaran. Teknik yang digunakan dapat bersumber dari aktivitas-aktivitas kebudayaan suatu masyarakat tertentu atau sebuah tradisi yang dikenal secara komprehensif di hampir seluruh masyarakat pemilik kebudayaan itu. Dengan demikian, menggunakan suatu tradisi yang diakui secara umum oleh masyarakat dapat membawa dampak yang baik bagi pengetahuan kebahasaan masyarakat pemiliknya.

Dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran, sebagian besar siswa tidak dapat menghubungkan apa yang telah mereka pelajari ke dalam kehidupan sehari-hari. Untuk menjawab permasalahan tersebut, dipakailah teknik MOB yaitu sebuah kebiasaan yang hidup dan berkembang dalam guyup tutur orang Papua. Teknik ini bertujuan untuk membantu siswa mengonstruksi dan memproses apa yang didapat secara kontekstual dan dalam suasana keramahtamahan. Dengan memadukan MOB di dalam kegiatan pembelajaran, peserta didik dapat mempelajari sesuatu yang memiliki keterkaitan dengan lingkungan, pengetahuan, dan pengalaman yang telah mereka miliki.

Penggunaan MOB dalam meningkatkan keterampilan membaca dan berbicara menuntut peserta didik untuk berpikir sehingga dapat menghasilkan cerita yang lucu bagi banyak orang. Kegiatan berpikir itu dapat dimanifestasikan melalui kegiatan membaca. Dengan membaca, peserta didik dapat menemukan ide/gagasan baru terkait cerita yang akan disampaikan. Proses menyampaikan cerita yang didapat dari kegiatan berpikr atau membaca kepada orang lain tersebut membutuhkan kemampuan berbicara yang baik. Oleh karena itu, kegiatan membaca dan berbicara merupakan dua kegiatan yang dilakukan secara berurutan atau kegiatan reseptif-produktif.

Di kalangan peserta didik di Papua, MOB merupakan sebuah cerita menarik yang disukai semua orang. Lazimnya, peserta didik berlomba-lomba menghasilkan MOB yang bemutu, menghibur, dan menggelakkan. Menghasilkan MOB yang menggelakkan membutuhkan kemampuan berpikir yang kompleks. Sebuah cerita yang dibaca dapat dikonversi menjadi bentuk lain tanpa menghilangkan jumlah tawa dalam cerita.

Kemampuan membaca tidak didapat dengan gampang dan tidak semua peserta didik memiliki kemampuan membaca yang baik. Kebiasaan menjadi pemakai ketimbang menjadi penghasil merupakan salah satu faktor lemahnya kemampuan membaca. Mengubah pola atau kebiasaan peserta didik seperti ini tidaklah mudah. Selain karena kebiasaan (lebih suka mendengar daripada membaca), faktor lain yang menjadi penyebab adalah bahan bacaan. Dengan teknik Mob diharapkan dapat meningkatkan kemapuan membaca dan berbicara yang dimiliki peserta didik di Papua.



==========
Author:
ariesrutung95

Post a Comment

Jangan lupa tinggalkan komentar. Kritiklah sesuka Anda!

TERIMA KASIH ATAS KUNJUNGANNYA