Menjadi yang Utama. Pada suatu hari di awal 2016, datanglah Ganteng dan Cantik ke suatu kota. Mereka berniat mendaftarkan diri pada salah satu universitas di kota itu. Keduanya adalah lulusan dari dua SLATA berbeda, yang satu dari pedesaan dan yang satu dari perkotaan.
“Hai, boleh kenalan? namaku Ganteng”
“Hai juga. Saya Cantik. Kamu mahasiswa baru juga ya?”
“Hehe ... Ia.”
“Kenapa Ketawa?”
“Tidak, lucu saja.”
“Isss, apanya yang lucu?”
“Kamu cantik secantik namamu. Aku seperti sedang berhadapan dengan masa depan, sekarang.”
“Kamu kenapa tidak masuk sekolah lawak saja, sepertinya cocok tuh?” sahut Cantik.
‘Hehehehe... Oh ya, senang berkenalan denganmu hari ini. Semoga kita bisa menjadi teman”, kata Ganteng.
Ahhh shhhe up, aku juga. Semoga demikian! Jawab Cantik sembari tersenyum.
Karena kegigihan mereka untuk kuliah, semua bentuk kegiatan mereka jalani, segala jenis persyaratan mereka lengkapi hingga akhirnya mereka dinyatakan lolos dan layak menjadi mahasiswa dan mahasiswi universitas yang mereka pilih tersebut.
“Selamat kepada mahsiswa dan mahasiswi yang telah dinayatkan lolos. Selamat datang di kampus ini, semoga hari-hari kalian menyenangkan” kata ketua panitia peneriman mahasiswa/i baru.
Pada awal semester satu, selain aktif kuliah, keduanya aktif di berbagai organisasi kemahasiswaan dan organisasi lain di luar kampus. Karena paras keduanya cukup dapat memikat banyak hati, baik pria maupun wanita, keduanya diangkat menjadi "The Star" di kampus itu.
Tahun-tahun pertama dan kedua mereka lewati dengan penuh kebahagiaan. Kehidupan keduanya sangat penuh dengan drama. Saking sibuknya, keduanya bahkan tidak begitu mengenal teman sekelas mereka karena sering mengikuti kegiatan di luar kampus.
Pada tahun ketiga, di awal semseter kelima, mereka berkenalan dengan seorang laki-laki pedesaaan, laki-laki lugu yang tak setenar keduanya. Dia adalah Pintar. Sesuai dengan namanya, dia adalah anak paling pintar di kampus itu. Nilai hasil studinya selalu menjadi sorotan banyak mahasiswa, pun para dosen. Dia jarang bergaul dan tak memiliki banyak teman, tidak pernah bergabung dalam organisasi apapun, seperti yang dilakukan oleh Cantik dan Ganteng. Akan tetapi, karena kemampuannya yang sangat jenius, ia dikenal baik oleh teman-teman sekelasnya. Ia sering mewakili jurusannya mengikuti lomba, baik lomba antarjurusan, antarfakultas maupun antaruniversitas. Dari situlah dirinya mulai dikenal orang karena sering memenangi perlombaan.
Keberadaan dan ketenaran Cantik dan Ganteng kini mampu dibendungi oleh Pintar, meskipun seorang diri. Bahkan, di semester keenam, kehidupan kampus Cantik dan Ganteng sudah mulai meredup. Mereka sudah mulai jarang datang ke kampus, jarang mengikuti kuliah, dan jarang melakukan kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan di tiap-tiap organisasi yang pernah menjuluki mereka “The Star”. Akibatnya, banyak pihak yang tak lagi memercayai mereka dan bahkan ilfil dengan sikap keduanya yang tidak sebaik dulu. Kepopuleran keduanya kini direnggut oleh Pintar.
Sementara itu, Pintar semakin menunjukkan kebolehannya di mata fakultas dan universitas dengan menggondol berbagai medali di kancah regional maupun nasional. Berbagai bentuk piagam dan penghargaan, baik dari kampus maupun dari luar kampus disematkan pada dirinya. Kini, kepopulerannya itu betul-betul menutupi ketenaran dan keberadaan Cantik dan Ganteng. Sayang seribu sayang, tahun keempat perkuliahannya mendapat masalah bertubi-tubi karena masalah finansial. Ketidaksanggupannya mengelola keuangan membuatnya harus menderita karena sering boros. Akibatnya, kehidupan kampusnya juga mulai mengalami perubahan buruk karena tidak mampu membayar uang kuliah, termasuk untuk mencukupi kebutuhanya sehari-hari.
Hingga suatu hari, ketika ia sedang berjalan mencari-cari pekerjaan paruh waktu, ia bertemu dengan seseorang yang kebetulan sangat mengidolakan dirinya. Ia pernah menjadi mahasiswa, tetapi kuliahnya berantakan. Ia dikenal sebagai pembuat onar sehingga ia di-drop out dari kampusnya. Dia adalah Kaya, teman lama Pintar yang sudah lama tak ditemuinya. Mereka terpaksa harus berpisah karena orang tua Kaya mendaftarkan dirinya pada salah satu universitas termahal di suatu kota, sedangkan Pintar memilih mendaftar pada univesitas di mana Ganteng dan Cantik mendaftar.
Setelah bercerita lama, Kaya memutuskan untuk mempekerjakan Pintar di salah satu kantor milik ayahnya yang kebetulan diwariskan kepadanya. Pintar ditetapkan sebagai salah satu karyawan di kantor tersebut.
Hari pertama kerja, ia terkejut karena bertemu dengan kedua teman lamanya. Cantik dan Ganteng juga bekerja di tempat itu. Betapa terkejutnya pula Cantik dan Ganteng menemui Pintar yang mengenakan pakaian kerja. Keduanya tidak pernah menyangka, ketenaran dan kejeniusan Pintar hanya akan membawanya ke tempat kerja mereka saat itu. Cantik dan Ganteng bahkan mengharapkan sesuatu yang lebih dari Pintar dan bukan hanya menjadi karyawan biasa seperti diri mereka.
The End
=========
Author:
ariesrutung
“Hai, boleh kenalan? namaku Ganteng”
“Hai juga. Saya Cantik. Kamu mahasiswa baru juga ya?”
“Hehe ... Ia.”
“Kenapa Ketawa?”
“Tidak, lucu saja.”
“Isss, apanya yang lucu?”
“Kamu cantik secantik namamu. Aku seperti sedang berhadapan dengan masa depan, sekarang.”
“Kamu kenapa tidak masuk sekolah lawak saja, sepertinya cocok tuh?” sahut Cantik.
‘Hehehehe... Oh ya, senang berkenalan denganmu hari ini. Semoga kita bisa menjadi teman”, kata Ganteng.
Ahhh shhhe up, aku juga. Semoga demikian! Jawab Cantik sembari tersenyum.
Karena kegigihan mereka untuk kuliah, semua bentuk kegiatan mereka jalani, segala jenis persyaratan mereka lengkapi hingga akhirnya mereka dinyatakan lolos dan layak menjadi mahasiswa dan mahasiswi universitas yang mereka pilih tersebut.
“Selamat kepada mahsiswa dan mahasiswi yang telah dinayatkan lolos. Selamat datang di kampus ini, semoga hari-hari kalian menyenangkan” kata ketua panitia peneriman mahasiswa/i baru.
Pada awal semester satu, selain aktif kuliah, keduanya aktif di berbagai organisasi kemahasiswaan dan organisasi lain di luar kampus. Karena paras keduanya cukup dapat memikat banyak hati, baik pria maupun wanita, keduanya diangkat menjadi "The Star" di kampus itu.
Tahun-tahun pertama dan kedua mereka lewati dengan penuh kebahagiaan. Kehidupan keduanya sangat penuh dengan drama. Saking sibuknya, keduanya bahkan tidak begitu mengenal teman sekelas mereka karena sering mengikuti kegiatan di luar kampus.
Pada tahun ketiga, di awal semseter kelima, mereka berkenalan dengan seorang laki-laki pedesaaan, laki-laki lugu yang tak setenar keduanya. Dia adalah Pintar. Sesuai dengan namanya, dia adalah anak paling pintar di kampus itu. Nilai hasil studinya selalu menjadi sorotan banyak mahasiswa, pun para dosen. Dia jarang bergaul dan tak memiliki banyak teman, tidak pernah bergabung dalam organisasi apapun, seperti yang dilakukan oleh Cantik dan Ganteng. Akan tetapi, karena kemampuannya yang sangat jenius, ia dikenal baik oleh teman-teman sekelasnya. Ia sering mewakili jurusannya mengikuti lomba, baik lomba antarjurusan, antarfakultas maupun antaruniversitas. Dari situlah dirinya mulai dikenal orang karena sering memenangi perlombaan.
Keberadaan dan ketenaran Cantik dan Ganteng kini mampu dibendungi oleh Pintar, meskipun seorang diri. Bahkan, di semester keenam, kehidupan kampus Cantik dan Ganteng sudah mulai meredup. Mereka sudah mulai jarang datang ke kampus, jarang mengikuti kuliah, dan jarang melakukan kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan di tiap-tiap organisasi yang pernah menjuluki mereka “The Star”. Akibatnya, banyak pihak yang tak lagi memercayai mereka dan bahkan ilfil dengan sikap keduanya yang tidak sebaik dulu. Kepopuleran keduanya kini direnggut oleh Pintar.
Sementara itu, Pintar semakin menunjukkan kebolehannya di mata fakultas dan universitas dengan menggondol berbagai medali di kancah regional maupun nasional. Berbagai bentuk piagam dan penghargaan, baik dari kampus maupun dari luar kampus disematkan pada dirinya. Kini, kepopulerannya itu betul-betul menutupi ketenaran dan keberadaan Cantik dan Ganteng. Sayang seribu sayang, tahun keempat perkuliahannya mendapat masalah bertubi-tubi karena masalah finansial. Ketidaksanggupannya mengelola keuangan membuatnya harus menderita karena sering boros. Akibatnya, kehidupan kampusnya juga mulai mengalami perubahan buruk karena tidak mampu membayar uang kuliah, termasuk untuk mencukupi kebutuhanya sehari-hari.
Hingga suatu hari, ketika ia sedang berjalan mencari-cari pekerjaan paruh waktu, ia bertemu dengan seseorang yang kebetulan sangat mengidolakan dirinya. Ia pernah menjadi mahasiswa, tetapi kuliahnya berantakan. Ia dikenal sebagai pembuat onar sehingga ia di-drop out dari kampusnya. Dia adalah Kaya, teman lama Pintar yang sudah lama tak ditemuinya. Mereka terpaksa harus berpisah karena orang tua Kaya mendaftarkan dirinya pada salah satu universitas termahal di suatu kota, sedangkan Pintar memilih mendaftar pada univesitas di mana Ganteng dan Cantik mendaftar.
Setelah bercerita lama, Kaya memutuskan untuk mempekerjakan Pintar di salah satu kantor milik ayahnya yang kebetulan diwariskan kepadanya. Pintar ditetapkan sebagai salah satu karyawan di kantor tersebut.
Hari pertama kerja, ia terkejut karena bertemu dengan kedua teman lamanya. Cantik dan Ganteng juga bekerja di tempat itu. Betapa terkejutnya pula Cantik dan Ganteng menemui Pintar yang mengenakan pakaian kerja. Keduanya tidak pernah menyangka, ketenaran dan kejeniusan Pintar hanya akan membawanya ke tempat kerja mereka saat itu. Cantik dan Ganteng bahkan mengharapkan sesuatu yang lebih dari Pintar dan bukan hanya menjadi karyawan biasa seperti diri mereka.
The End
=========
Author:
ariesrutung