Setiap orang mempunyai idola atau sosok yang dijadikan inspirasi atau motivator. Salah satunya adalah saya. Saya memiliki seorang idola yang sangat mengagumkan. Kekaguman saya lebih kepada kemampuan dan keterampilan yang dimiliki oleh sang idola. Cara mengajar dan penguasaan materi pebelajaran, dan cara menyajikan yang tergolong unik membuat sosok pribadi yang satu ini sangat saya idolakan. Esai deskriptif untuk beliau sebagai seorang guru dengan pengabdian yang luar biasa. Selamat Membaca.....
GURU MUNGIL NAN CERDAS
Adalah seorang guru honorer di salah satu instansi pendidikan di Manokwari, tepatnya di Sekolah Menengah Kejuruan 2 Manokwari. Beliau adalah Syah Acbar, guru dengan postur tubuh mungil namun memiliki cara mengajar yang selalu disukai oleh para muridnya. Beliau mengajar pada jurusan Teknik Komputer dan Jaringan. Karena kepintaran dan cara mengajarnya yang unik, oleh ketua jurusan, ia dipercayakan untuk mengajar 6 (enam) mata pelajaran sekaligus, diantaranya Pemrograman Web, Administrasi Server, Pemrograman Dasar, Jaringan Dasar, Troubleshooting Jaringan, dan Sistem Operasi Jaringan.
Beliau mengajar selalu bersamaan dengan praktikum. Karena menurutnya teori hanya sebagai pendukung. Kemahiran sesungguhnya ada pada praktikum yang akan di hadapi oleh siswanya bukan hanya saat melakukan Praktik Kerja Lapangan (PKL) namun juga implementasi sesungguhnya di dunia kerja. Setiap kali beliau mengajar, ia memberikan kesempatan kepada siswanya untuk membuat daftar pertanyaan lalu kemudian dari pertanyaan-pertanyaan yang ada, dijelaskannya satu per satu sambil dipraktikkan. Hal ini yang kemudian membuat para siswanya lebih mudah memahami materi yang diajarnya sekalipun sebelumnya oleh para siswanya memandang materi yang akan didapat hari itu sukar dipahami.
Meski digaji dengan bayaran yang kurang mensejahterakan dan posisi beliau sebagai guru honorer, namun kegigihan usahanya dalam mengajar sangat melebihi mereka yang digaji selangit. Beliau sangat menguasai betul bidang yang diajarnya, ia pandai memilih bahan pelajaran, dan juga pintar dalam cara menyajikan materi yang ada di hadapan anak didiknya. Beliau mengaku bahwa kemampuan yang dimilikinya itu didapat secara otodidak. Bahkan, youtube dijadikan sebagai gurunya dalam belajar. Tak jarang ia dipercayakan oleh banyak orang mengerjakan pekerjaan sesuai bidangnya itu, seperti pemasangan jaringan komputer, perawatan dan perbaikan jaringan/komputer, desain web, pembuatan aplikasi android (salah satunya adalah pembuatan aplikasi portal berita untuk surat kabar Cahaya Papua yang bisa diakses melalui android), bahkan ia menjadi satu-satunya guru yang mampu dengan cepat menguasai materi simulasi ketika tim simulator dari jakarta datang mensosialisasikan penggunakan Ujian Berbasis Komputer (UBK/CBT) yang diadakan pertama kali di Sekolah Menengah Kejuruan 2 Manokwari.
Ia sangat berjasa dalam kemajuan mutu jurusan Teknik Komputer dan Jaringan yang ada di Sekolah Menengah Kejuruan 2 Manokwari atau yang biasa dikenal dengan sebutan STM, yang konon kabarnya hampir ditutup karena kekurangan tenaga pengajar. Namun karena kemampuannya yang dikenal baik oleh kepala sekolah, ketika ia hendak menamatkan diri dari sekolah ini, ia direkrut oleh sekolah untuk membantu mengajar di jurusan TKJ. Ia mengajar disesuaikan dengan jadwal kuliahnya ketika itu. Hingga sekarang ia masih bertahan dengan posisi sebagai guru honorer dan administrator jaringan. Keberhasilannya dalam mengajar terlihat pada prestasi yang diperoleh oleh anak didiknya dalam beberapa kompetisi seperti Lomba Kompetensi Siswa (LKS) bidang IT Networking Support se-SMK di Provinsi Papua Barat tahun 2015 dan 2016 memperoleh juara 3 (tiga) dan 2017 mendapat juara 2 (dua) dari 6 (enam) peserta lainnya dari berbagai sekolah, dan keberhasilan beberapa siswanya dalam Ujian Kompetensi Kejuruan - Teknik Komputer & Jaringan dengan perolehan waktu tercepat dan berhasil dalam mendesain dan membangun jaringan (90 menit dari 240 menit waktu yang disediakan oleh pengawas). Bukan hanya anak didiknya, beliau sendiri mendapat banyak prestasi yang disematkan dalam bentuk sertifikat dan piagam penghargaan.
Hal yang sering membuatnya minder dalam mengajar dan mendidik adalah masalah kualifikasi profesi. Beliau sering direndahkan karena gelarnya masih Ahli Madia (A.Md) yang meskipun harus diakui secara kualitas beliau lebih, dari gelar yang ada dan lebih unggul dari mereka yang menyandang gelar sarjana dan berpangkat Pegawai Negeri Sipil (PNS). Beliau juga menjadi dosen pembantu di Jurusan Informatika pada Universitas Papua dan program sarjana luar domisili Politeknik Negeri Ujungpandang yang berlokasi di STM. Ia dipandang belum layak untuk mengajar calon sarjana pada Perguruan Tinggi terkait. Ia sering kalah ketika gelar dijadikan barometer utama dalam mengajar mahasiswa. Namun di lain sisi, beliau sangat dibutuhkan sebagai tenaga pendidik dan pengajar bukan hanya di sekolah tapi juga Perguruan Tinggi yang buktinya hingga sekarang ia masih melakoni profesi tersebut.
Beliau mengajar selalu bersamaan dengan praktikum. Karena menurutnya teori hanya sebagai pendukung. Kemahiran sesungguhnya ada pada praktikum yang akan di hadapi oleh siswanya bukan hanya saat melakukan Praktik Kerja Lapangan (PKL) namun juga implementasi sesungguhnya di dunia kerja. Setiap kali beliau mengajar, ia memberikan kesempatan kepada siswanya untuk membuat daftar pertanyaan lalu kemudian dari pertanyaan-pertanyaan yang ada, dijelaskannya satu per satu sambil dipraktikkan. Hal ini yang kemudian membuat para siswanya lebih mudah memahami materi yang diajarnya sekalipun sebelumnya oleh para siswanya memandang materi yang akan didapat hari itu sukar dipahami.
Meski digaji dengan bayaran yang kurang mensejahterakan dan posisi beliau sebagai guru honorer, namun kegigihan usahanya dalam mengajar sangat melebihi mereka yang digaji selangit. Beliau sangat menguasai betul bidang yang diajarnya, ia pandai memilih bahan pelajaran, dan juga pintar dalam cara menyajikan materi yang ada di hadapan anak didiknya. Beliau mengaku bahwa kemampuan yang dimilikinya itu didapat secara otodidak. Bahkan, youtube dijadikan sebagai gurunya dalam belajar. Tak jarang ia dipercayakan oleh banyak orang mengerjakan pekerjaan sesuai bidangnya itu, seperti pemasangan jaringan komputer, perawatan dan perbaikan jaringan/komputer, desain web, pembuatan aplikasi android (salah satunya adalah pembuatan aplikasi portal berita untuk surat kabar Cahaya Papua yang bisa diakses melalui android), bahkan ia menjadi satu-satunya guru yang mampu dengan cepat menguasai materi simulasi ketika tim simulator dari jakarta datang mensosialisasikan penggunakan Ujian Berbasis Komputer (UBK/CBT) yang diadakan pertama kali di Sekolah Menengah Kejuruan 2 Manokwari.
Ia sangat berjasa dalam kemajuan mutu jurusan Teknik Komputer dan Jaringan yang ada di Sekolah Menengah Kejuruan 2 Manokwari atau yang biasa dikenal dengan sebutan STM, yang konon kabarnya hampir ditutup karena kekurangan tenaga pengajar. Namun karena kemampuannya yang dikenal baik oleh kepala sekolah, ketika ia hendak menamatkan diri dari sekolah ini, ia direkrut oleh sekolah untuk membantu mengajar di jurusan TKJ. Ia mengajar disesuaikan dengan jadwal kuliahnya ketika itu. Hingga sekarang ia masih bertahan dengan posisi sebagai guru honorer dan administrator jaringan. Keberhasilannya dalam mengajar terlihat pada prestasi yang diperoleh oleh anak didiknya dalam beberapa kompetisi seperti Lomba Kompetensi Siswa (LKS) bidang IT Networking Support se-SMK di Provinsi Papua Barat tahun 2015 dan 2016 memperoleh juara 3 (tiga) dan 2017 mendapat juara 2 (dua) dari 6 (enam) peserta lainnya dari berbagai sekolah, dan keberhasilan beberapa siswanya dalam Ujian Kompetensi Kejuruan - Teknik Komputer & Jaringan dengan perolehan waktu tercepat dan berhasil dalam mendesain dan membangun jaringan (90 menit dari 240 menit waktu yang disediakan oleh pengawas). Bukan hanya anak didiknya, beliau sendiri mendapat banyak prestasi yang disematkan dalam bentuk sertifikat dan piagam penghargaan.
Hal yang sering membuatnya minder dalam mengajar dan mendidik adalah masalah kualifikasi profesi. Beliau sering direndahkan karena gelarnya masih Ahli Madia (A.Md) yang meskipun harus diakui secara kualitas beliau lebih, dari gelar yang ada dan lebih unggul dari mereka yang menyandang gelar sarjana dan berpangkat Pegawai Negeri Sipil (PNS). Beliau juga menjadi dosen pembantu di Jurusan Informatika pada Universitas Papua dan program sarjana luar domisili Politeknik Negeri Ujungpandang yang berlokasi di STM. Ia dipandang belum layak untuk mengajar calon sarjana pada Perguruan Tinggi terkait. Ia sering kalah ketika gelar dijadikan barometer utama dalam mengajar mahasiswa. Namun di lain sisi, beliau sangat dibutuhkan sebagai tenaga pendidik dan pengajar bukan hanya di sekolah tapi juga Perguruan Tinggi yang buktinya hingga sekarang ia masih melakoni profesi tersebut.
Postur tubuh yang kecil tidak menjadi masalah baginya dalam berkreasi. Beliau memiliki wadah penyalur kreativitasnya di dunia maya yaitu blog dengan alamat www.belajarmengajar.esy.es. Di antara anak-anak didiknya, beliau terlihat seperti bukan seorang guru. Yang membedakannya adalah pakaian yang dipakainya. Keakrabannya dengan peserta didik menjadikan beliau sosok yang mudah dikenal dan inspiratif. Ilmu pengetahuan yang dimilikinya seakan tidak pernah habis. Bagaimana tidak, ia seolah-olah tahu segalanya yang berhubungan dengan jaringan dan komputer, mulai dari merancang, membangun, menjaga dan merawat sistem jaringan dan komputer yang ada. Sungguh sosok seorang guru yang memotivasi dan mengispirasi.
Demikian esai deskriptif penulis yang menceritakan guru yang menginspirasi dan memotivasi. Salam sukses terus idolaku. Jangan pernah menyerah dan jangan pernah bosan dengan ilmu pengetahuan.
Post a Comment
Jangan lupa tinggalkan komentar. Kritiklah sesuka Anda!